"pak, apa anda sudah gila?" kata salah seorang karyawan kepada minho.
"yak, kau pikir kau sedang berbicara kepada siapa?" bentak minho yang tidak terima dengan ucapan pegawainya.
"mianhe, karena dari kemarin anda terus saja senyum-senyum sendiri."kata karyawan lelaki tersebut.
"karena aku sedang memikirkan seseorang, sudah dari pada kalian sibuk mengomentariku lebih baik kalian kembali bekerja."kata minho.
Akhirnya kedua karyawan tersebut memutuskan untuk meneruskan pekerjaanya kembali.
"hei gadis pemakan roti, aku ingin sekali bertemu denganmu walaupun sepertinya itu mustahil, aku tidak tahu namamu dan tempat tinggalmu." kata minho.
Skip
"brengsek, dia tidak menjawab telponku, pasti gara-gara gadis sialan itu." ucap joy yang terlihat kesal.
Ia juga melihat ruangan bosnya kosong tanda ia tidak ada diruanganya.
"apa kau ingin bermain-main dengan ku."ucap joy.
.
.
.
V melihat irene tengah menanam sebatang pohon dihalaman belakang rumah, ia penasaran pohon apa yang sedang irene tanam."apa yang sedang kau tanam?" ucap v sambil menyembunyikan kedua tanganya disaku celana kanan dan kiri.
Irene terhenyak karena kehadiran v yang tiba-tiba. "aku hanya memindahkan pohon ini ketempat yang lebih luas, aku juga tidak tahu pohon jenis apa ini."
"coba aku lihat." v menghampiri irene dan ia berjongkok menyamai irene, wajahnya mendekat sangat dekat, maksut v ingin melihat lebih jelas pohon apa yang irene tanam, namun v tidak menyadari kalau wajahnya sangat dekat dengan irene, bahkan irene merona malu karena harus berdekatan dengan v secara reflek.
"hemmm, ku pikir ini pohon mangga, rawatlah siapa tahu suatu saat kau bisa merasakan buahnya."kata v.
Irene hanya mengangguk, ia bingung dengan sifat v yang tiba-tiba berubah baik padanya, beda sekali pada saat ia pertama kali bertemu, v kasar kejam arogan, bahkan tak segan menyiksa walaupun dengan seorang perempuan.
Irene juga tidak merasakan siksaan dari v akhir-akhir ini, entah apa yang membuat v berubah, tapi ia mulai nyaman dengan sifat v yang sekarang ini, v yang banyak bicara, kritis dan tidak lagi kasar padanya.
V berdiri, dan ia melangkah pergi menjauh dari irene. Setelah selesai menanam pohon tersebut irene kembali ke dalam rumah.
Irene membersihkan tanganya diwastafel dapur, saat itu v ingin memgambil sesuatu di dalam lemari es, ia melihat irene yang sedang membersihkan tanganya.
V mengamati tubuh irene dari atas hingga bawah "kupikir tak ada salahnya jika aku memberinya pakaian yang layak lagi." lirih v bahkan irene tak bisa mendengarkan suara v.
Malam harinya irene tengah bersantai menikmati acara tv, ia tak tahu dimana v sekarang, karena sejak tadi siang ia tak melihat batang hidung v.
Tap tap tap
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSWER
General Fictionkenapa harus aku? kenapa tidak orang lain, kenapa harus aku yang dipilih? Apakah ini sebuah Takdir?