Everlasting Love | 11

21.7K 1.7K 55
                                    

Millen baru saja keluar dari kamar mandi saat terlihat Aby yang sedang menciumi setiap inchi wajah Aksen. Ia berjalan ke arah kursi meja rias kemudian mendudukkan tubuhnya di sana.

Seulas senyuman terukir diwajah cantik Millen melihat Aby dan Aksen dari pantulan cermin yang ada di depannya.

“geli ayah” ucap Aksen sambil tertawa kegelian

Menghapus air mata disudut matanya Aby menghentikan kegiatannya menciumi wajah Aksen. Kemudian ia beralih menjadi memeluk Aksen erat,

“jagoan ayah udah mandi?” tanya Aby yang dijawab berupa gelengan kepala dari Aksen sambil tersenyum.

“pantesan bau asem”

Sontak Aksen tertawa mendengar apa yang baru saja dikatakan Aby, “ayah juga bau asem—belum mandi”

Mereka pun tertawa bersama, Aby memajukan wajahnya mencium dahi Aksen. Semua yang mereka lakukan tak luput dari pandangan Millen yang masih memperhatikan mereka dari pantulan cermin.

Hatinya menghangat melihat interaksi keduanya. Terlebih lagi saat mendengar Aksen memanggil Aby dengan sebutan ayah.

Entah kenapa hati Millen menghangat mendengarnya dan ia menyukai saat Aksen memanggil Aby dengan panggilan demikian. Mereka benar-benar terlihat seperti ayah dan anak sungguhan.

Millen bangkit berdiri kemudian berjalan menuju ranjang. Ia duduk di tepian ranjang, melihat hal itu Aksen langsung melepaskan pelukan Aby dan berguling ke arah Millen,

“Aksen mandi dulu ya. Sebentar lagi kan kita mau pulang” ia mengelus lembut rambut Aksen

Aksen mengangguk patuh, “tapi mau mandi sama oma—baju aku ada di sana”

“yaudah ayo mamah anter ke kamar oma”

“nggak mau. Aku sendiri aja” ia bangkit berdiri kemudian beranjak turun dari ranjang dan berlari keluar kamar

“Aksen jangan lari” Millen sedikit berteriak mengingatkan Aksen

Sementara Millen masih menatap kepergian Aksen. Aby sudah berguling menggantikan posisi Aksen dengan merebahkan kepalanya pada paha Millen.

Sontak Millen menundukkan kepala saat merasakan pahanya yang terasa berat. Aby menatap Millen yang sudah berpakaian lengkap namun belum mengenakan kerudung.

Bahkan wajahnya saja masih polos tanpa bedak atau pun lipstick. Dibandingkan harus bermake-up tebal Aby lebih menyukai wajah Millen yang natural seperti ini. Mungkin hanya ditambahkan lipstick saja sudah cukup menurutnya,

“Mil”

“ya?”

“kita langsung pulang ke rumah aku nggak pa-pa kan?”

“barang-barang aku dan Aksen gimana?”

“nanti sore kita ambil”

Millen menganggukkan kepala tanda setuju.

“kamu nggak keberatan kan?”

“bukankah sudah seharusnya seorang istri mengikuti dimana pun suaminya tinggal”

Aby tersenyum, “ya kamu benar” ia pun memiringkan tubuhnya—menenggelamkan wajah pada perut Millen dengan kedua tangan yang bergerak memeluk pinggang Millen.

Seulas senyuman terukir diwajah Millen sembari tangannya yang bergerak menyentuh rambut Aby kemudian mengelusnya.

***

Satu jam setelahnya Millen, Aby dan Aksen sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah Aby. Sementara rombongan keluarga mereka menaiki mobil yang berbeda dan langsung menuju rumah masing-masing.

Everlasting Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang