Belom diedit ya~
***
“mamah, itu mobil om Aby” Aksen menunjuk salah satu mobil berwarna hitam
“bukan dong Cen. Itu cuma mirip aja—kamu setiap mobil yang warna hitam dibilang mobil om Aby”
Aksen tertawa mendengarnya, ia menoleh ke arah Millen yang juga sedang menoleh ke arahnya sambil tersenyum. Setelahnya bocah tampan itu kembali duduk tenang sambil melihat ke arah jalanan.
Siang ini Millen dan Aksen sedang dalam perjalanan menuju bandara. Tadi malam Mita—adik Millen memberi kabar kalau hari ini ia akan pulang ke Jakarta dan akan menghabiskan waktu liburan kuliahnya bersama mereka di Jakarta.
Untuk itulah sepulang dari kampus dan menjemput Aksen tadi, ia langsung melajukan mobilnya menuju bandara.
Terdengar deringan ponsel Millen yang diletakkan di samping kursi kemudi. Millen meliriknya sekilas kemudian meminta Aksen untuk menjawab telepon yang berasal dari Mita tersebut. Aksen menggeser ikon berwarna hijau kemudian menempelkannya ke telinga,
“halo”
“halo, Aksen dimana? Onty udah landing nih”
“aku di mobil sama mama”
Millen tersenyum mendengar jawaban polos Aksen, “bilang sama onty, kita masih di jalan—macet”
Aksen menganggukkan kepala, “kita masih di jalan onty—macet”
“yaudah deh kalo gitu, jangan lama-lama ya Cen”
“iya onty. Dadah”
“onty Mita bilang apa?” tanya Millen
“katanya yaudah jangan lama-lama ya” ia meletakkan kembali ponsel Millen
Setelah hampir lima belas menit terjebak macet, akhirnya Millen dan Aksen tiba di bandara. Sambil menggandeng tangan mungil Aksen, Millen langsung menuju ke ruang tunggu tempat dimana Mita sedang menunggu.
Dari kejauhan terlihat seorang gadis muda nan cantik berkaos putih dengan blue jeans yang membungkus kaki putihnya.
Rambut sebahunya ia biarkan tergerai dengan tas ransel hitam dipunggung dan koper berwarna merah yang berada di sampingnya. Mita terlihat sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponsel dan sebuah headset yang menyumpal kedua telinganya,
“onty” panggil Aksen yang tidak berhasil karena Mita tak mendengarnya
“onty Mitaaa” panggil Aksen lagi dengan suara yang cukup keras
Kesal karena terus tak mendengar, Aksen langsung berjalan menghampiri Mita. Millen tersenyum melihat betapa menggemaskan dan lucunya Aksen yang masih memakai seragam sekolah dan tas bermotif toy story dipunggung mungilnya,
“onty Mita, aku panggil daritadi” kata Aksen sambil menghentakkan kakinya kesal begitu sudah berdiri di depan Mita
Mita mengangkat wajahnya lalu melepaskan kedua headset dari telinga. Senyuman langsung terukir diwajahnya begitu melihat wajah Aksen yang begitu lucu—kedua alis yang saling bertautan karena kesal, bibir yang dimanyunkan, pipinya yang menggembung dan memerah karena kepanasan dan kedua tangannya yang ia letakkan dipinggang,
“Aceeen, onty kangen kamu” Mita langsung memeluk Aksen erat
Sejak dulu Mita memang sudah mengenal Aksen sebagai anak dari sahabat kakaknya. Dan mengenai keadaan Aksen yang sekarang Mita pun mengetahuinya. Millen sudah menceritakan semuanya pada Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Love [Completed]
Ficción GeneralSemua terasa membingungkan bagi Milen. Aby yang setahun lalu meminta putus secara tiba-tiba datang bersama keluarganya untuk melamar Millen. Belum cukup sampai disitu, Millen pun merasa ada yang aneh saat melihat kedekatan antara Aby dan Aksen--anak...