Everlasting Love | 9

18.8K 1.7K 22
                                    

Mil, lo dimana?”

“gue di jalan pulang abis jemput Aksen”

Klik. Setelah menjawab pertanyaan Sandra sambungan telepon langsung terputus. Millen mengernyitkan dahi bingung kemudian menatap layar telepon yang sudah kembali menampilkan wallpaper ponsel. Aneh, batin Millen.

Setelah meletakkan ponsel Millen kembali melajukan mobilnya saat lampu merah berubah warna menjadi hijau. Hari ini ia libur mengajar karena memang tidak ada jadwal mengajar.

Biasanya dulu setiap kali ia tidak ada jadwal mengajar ia akan tetap datang ke kampus untuk melayani mahasiswa yang akan bimbingan skripsi.

Tetapi semenjak ada Aksen tiap kali ia libur mengajar ia tidak akan datang ke kampus. Millen akan meminta mahasiswa bimbingannya untuk datang ke rumah jika ingin bimbingan.

Ia sengaja melakukan hal tersebut agar dirinya bisa memiliki lebih banyak waktu dengan Aksen.

“mah, aku kebelet pipis”

Millen menoleh sekilas, “sebentar lagi Cen—tahan ya”

“cepetan mamah” Aksen terus bergerak berusaha menahan pipisnya

“iya iya sedikit lagi Cen”

Melihat Aksen yang semakin tidak bisa diam—seperti cacing kepanasan Millen semakin mempercepat laju mobilnya yang sudah memasuki perkomplekkan rumahnya. Ia membelokkan stir mobilnya memasuki pekarangan rumah.

Begitu mobil telah berhenti sempurna Aksen langsung keluar mobil dan berlari ke dalam sambil melepaskan tas sekolahnya sembarangan. Millen yang sudah keluar dari mobil hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihatnya,

“Aksen kenapa?”

Gerakan tangan Millen yang akan mengambil tas sekolah Aksen terhenti begitu indera pendengarannya menangkap sebuah suara milik Sandra. Sandra? Bukankah sahabatnya itu sedang honeymoon?

“lo ngapain di sini?” tanya Millen bingung

“jawab dulu pertanyaan gue—Aksen kenapa heboh banget pulang sekolah”

Millen mengambil tas sekolah Aksen, “kebelet pipis”

“ya ampun gue pikir kenapa”

“lo ngapain di sini? bukannya lo masih honeymoon?”

Ia bertanya sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya yang sepi. Annisa memang sedang pergi menghadiri pengajian di masjid di komplek sementara mbak Tini sedang berada di halaman belakang mengurus tanaman-tanamannya dan Mita sedang pergi bersama dengan temannya,

“udah selesai honeymoon-nya. Lo duduk dulu sini—gue daritadi nunggu lo karena mau nanya hal penting” Sandra menarik tangan Millen ke arah sofa di ruang tengah

Millen mengangkat kedua alisnya begitu ia sudah duduk di samping Sandra,

“sebenarnya tadi gue lagi mau ke butik terus mampir ke minimarket. Gue ketemu kak Lita di sana.. Dan kak Lita bilang kalo—kemarin Aby ngelamar lo? Beneran Mil?”

Menghela nafas, Millen menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Ia menundukkan wajah dengan jemari tangannya yang sibuk memainkan ujung tali tas sekolah Aksen,

“iya dia ngelamar gue. Dia dateng sama rombongan keluarga besarnya tanpa bilang apapun sebelumnya. Dan gue juga terima lamaran dia”

Sandra mengenggam tangan Millen, “Mil lo nerima lamaran itu bukan karena—“

“gue terima lamaran itu karena gue cinta sama Aby—gue mau jadi istri Aby. Gue nggak salah kan San? Jawaban yang gue kasih benerkan kan San?”

Ucapan Sandra terpotong karena Millen yang sudah menyelanya lebih dulu. Ia menatap Millen yang juga sedang menatapnya. Dari tatapan Millen, Sandra sangat mengerti apa yang saat ini sedang dirasakan sahabatnya,

Everlasting Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang