Warning!
Upayakan vote sebelum baca hehe
Happy reading :)🍁🍁🍁
Bel masuk sudah berbunyi semua murid langsung memasuki kelasnya masing-masing. Daniel duduk di bangkunya, guru mata pelajaran bahasa Indonesia sudah datang Daniel melirik ke sebelah kanannya, Vanessa belum datang padahal bel masuk sudah berbunyi lalu kemana perginya Vanessa.
Sedari tadi pikiran Daniel tidak fokus, di otaknya sekarang terlintas Vanessa. Dia berfikir apa memang benar Vanessa tersesat, kalo iya sungguh ia tidak peduli. Namun entah kenapa, hatinya dan egonya beda, egonya berkata tidak peduli namun hatinya berkata peduli dan khawatir.
"Eh Niel, Vanessa mana? kok daritadi gak keliatan sih?" tanya Saka bingung karena sedari tadi Vanessa tidak datang-datang.
"Mana gue tau, lo pikir gue emaknya apa." ketus Daniel.
"Ye, selow dong babe. Maneh mah emosian ih, gak like aku mah."
"Bacot nyet."
Bel pulang sudah berbunyi namun tidak ada tanda-tanda Vanessa datang ke kelas, itu membuat Saka, Bevan dan Raihan panik, mereka terus mondar-mandir tidak jelas sambil mulutnya berkomat-kamit entah mengucapkan apa, bukannya mencari malah mondar-mandir seperti setrikaan. Berbeda dengan Daniel yang cukup tenang, ia duduk sambil memainkan ponselnya, walaupun hatinya tidak tenang.
"Tu anak mana sih gak datang-datang dari tadi, mending gue balik deh kalo kayak gitu, gak guna ngabisin waktu doang." celetuk Daniel.
"Heh kampret, lo gak ngaca, ini tuh salah lo. Tadi kan Vanessa minta lo buat temenin dia ke kantor udah tau dia anak baru eh lo malah gak bantuin dia elah." kesal Bevan.
"Lah, kenapa harus gue? kan tadi ada lo juga, bego." jawab Daniel.
"Daripada kalian mondar-mandir gak jelas kayak setrikaan, mendingan kita nyari aja tuh anak baru, gak guna lo pada mondar-mandir doang mah." saran Daniel.
"Nah iya ya, lo cerdas juga ya Niel yodah ayok." ajak Saka.
Sebelum mereka melangkahkan kakinya, Vanessa memasuki ruangan kelasnya dengan lesu."Lah ini nih, lo kemana aja elah kita nyariin dari tadi khawatir lo kenapa-napa kampret." celetuk Saka.
Vanessa cemberut lalu menghentakan kakinya kearah Daniel yang sedang duduk memainkan ponselnya.
"Ini tuh gara-gara lo tau gak, gue jadi nyasar gini gara-gara lo bangke!! awas lo, gue mau ambil tas gue." kesal Vanessa.
Daniel mengalihkan tatapannya dari ponsel lalu mengambil tas Vanessa yang berada di sebelah kirinya, setelah itu ia berdiri di depan Vanessa.
"Heh lo anak baru, jadi orang jangan nyusahin dong, bisanya nyusahin orang doang lo!! gue mau balik aja jadi ketunda kan gara-gara lo, nyusahin doang lo!"
"Heh, gue gini juga gara-gara lo ya!! coba kalo lo tadi anterin gue, gue gak akan tersesat bego, dan satu lagi kalo lo mau pulang ya pulang aja kali gue gak minta tuh lo buat nungguin gue." kesal Vanessa karena Daniel selalu berbicara seenaknya.
"Lo bego, pura-pura bego apa emang bego beneran? liat peta sekolah dong, huh punya otak tapi gak di pake. Percuma lah punya otak juga kalo gak di pake, lain kali pake otak lo buat mikir supaya gak bego." sinis Daniel.
Vanessa yang mendengar itu seketika kesal dan marah.
"Heh lo, mulut lo sama sikap lo gak pernah di ajarin bukan sama nyokap lo? kemana aja orang tua lo selama ini? lo gak pernah di ajar sopan santun bukan?" tanya Vanessa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )
Teen FictionNamanya Daniel Arsenio, lelaki tampan si cassanova sekolah yang mempunyai sikap dingin, cuek, tak peduli sekitar dan sedikit irit berbicara, sekalinya bicara ucapanya pedas dan menyakitkan. Tanpa banyak yang tahu, ternyata Daniel memiliki masa lalu...