35. Break finished

87.4K 3.6K 698
                                    

WARNING!!!
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN!

Sepulang sekolah, Vanessa berjalan ke arah lapangan basket, hari ini ia ada latihan basket bersama tim nya.

Ketika sudah sampai di pinggir lapangan, Vanessa dapat melihat Daniel tengah mengajari Andine bermain basket. Vanessa tersenyum kecut, seharusnya Vanessa yang berada di sana, seharusnya Vanessa yang Daniel ajarkan, seharusnya Vanessa yang tertawa, lalu ia memutar badannya dan berjalan meninggalkan lapangan, banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Daniel, apakah Daniel meminta break untuk kembali berdekatan dengan Andine, apakah Daniel masih mencintai Andine.

Belum sehari mereka break, namun Daniel malah berdekatan dengan Andine.Tak sadar, setetes air mata terjatuh dan membasahi wajah cantik Vanessa, ia berlari tanpa arah tanpa sengaja ia munubruk seseorang, ia tahu siapa yang ia tubruk, dengan cepat Vanessa memeluk orang itu sambil menangis tersedu-sedu, hatinya sakit, sakit melihat Daniel kekasihnya kembali dekat dengan Andine yang jelas-jelas Vanessa bisa melihat gerak-gerik Andine bahwa Andine masih menyukai Daniel.

"Lo kenapa?" Tanya Arga khawatir. Ya, yang Vanessa tubruk adalah Arga.

"Hiks, gue capek." Racau Vanessa di dalam isakannya.

Tanpa berkata apapun, Arga membawa Vanessa ke kantin. Setidaknya Vanessa bisa menceritakan dengan tenang disana.

"Cerita, ada apa?" Tanya Arga ketika mereka berdua sudah sampai di kantin dan duduk di tempat yang kosong.

Vanessa menggelengkan kepalanya. "Gue kan udah bilang sama lo, apapun masalahnya. Lo bisa cerita sama gue Sa." Ujar Arga.

"Andine, tadi gue liat Andine sama Daniel. Terus--" Ucapan Vanessa terpotong ketika dengan tiba-tiba seseorang menghampiri dan menggebrak meja Vanessa dan Arga.

Brakkk!
🍁 🍁 🍁

Saat ini Daniel tengah berada di lapangan basket bersama anggota yang lainnya. Ia sedang menunggu kehadiran Vanessa di sana, awalnya mereka ingin ke lapangan bersama namun tadi Vanessa meminta izin ke kamar mandi, jadi Daniel terlebih dahulu sampai di lapangan.

Ketika Daniel tengah mendrible bola basket, tiba-tiba saja Andine menghampirinya dengan memakai baju olahraga. Daniel mengerutkan keningnya heran, setau Daniel, Andine ini tidak mengikuti ekskul basket dan juga Andine ini dari dulu tak pernah menyukai olahraga basket.

"Daniel." Panggil Andine antusias sembari berjalan ke arah Daniel.

"Kok lo disini?" Tanya Daniel bingung.

"Aku ikut ekskul basket." Jawab Andine sambil tersenyum manis.

"Lo kan nggak bisa main basket, bukannya dari dulu lo nggak suka sama olahraga basket?" Tanya Daniel heran.

"Karena aku nggak bisa main basket, makanya aku ikut ekskul basket. Ajarin dong." Pinta Andine sambil merebut bola basket yang tengah Daniel pegang.

Andine mendrible bola basket itu, namun usahanya selalu gagal karena bola itu selalu menggelinding tak memantul.

"Bukan gitu caranya Din." Ujar Daniel, gemas ingin membantu ketika melihat Andine salah mendrible bola basket.

Andine mengerucutkan bibirnya, "Terus gimana dong?"

"Sini gue ajarin." Ucap Daniel, Daniel memposisikan dirinya di belakang tubuh Andine, lalu ia meraih tangan Andine untuk mendrible bola basket.

Daniel menyudahi melatih Andine, ia saat ini tengah di landa kebingungan. Sudah hampir sepuluh menit, namun Vanessa tak juga datang, dan itu membuat Daniel kalang kabut takut terjadi apa-apa dengan Vanessa.

Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang