06. Marah

189K 8.3K 170
                                    

Utamakan Vote sebelum baca!
Happy Reading! :)

🍁🍁🍁

Pagi ini Daniel sudah rapi dengan seragam sekolahnya, tadi Vanessa memaksa Daniel untuk sekolah terlebih dahulu, akhirnya Daniel meminta seseorang untuk membawakan seragam sekolahnya. Namun, setelah memakai seragam sekolahnya, bukannya berangkat Daniel malah merajuk kepada Vanessa.

"Yang... Aku gamau sekolah ya please." mohon Daniel.

"Enggak Niel, kamu harus sekolah." tegas Vanessa.

"Tapi aku gamau sekolah, aku pengin nungguin kamu sampe kamu pulang Sa." keukeuh Daniel.

"Sebentar lagi juga aku bisa pulang Niel, ayo sekarang kamu berangkat terus sekolah, gih." bujuk Vanessa, karena sedari tadi Daniel terus menerus merengek tidak ingin berangkat ke sekolah.

"Yang, ini tuh udah jam tujuh pasti gerbang udah di tutup."

"Ck, alesan mana ada jam tujuh gerbang udah di tutup biasanya kan jam tujuh dua puluh gerbang di tutup." ujar Vanessa.

"Tapi kan dari rumah sakit ke sekolah jauh yang."

Daniel mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Vanessa terkekeh. Sungguh ketika Daniel merajuk dan merengek seperti ini ia sangat menggemaskan, wajah nya yang tegas seketika menjadi imut.

"Ululu, itu bibir kenapa di monyong-monyongin gitu hm?" kekeh Vanessa membuat Daniel sebal.

Daniel memalingkan wajahnya ke arah lain tidak ingin melihat Vanessa, karena lelah membujuk, akhirnya Vanessa menghembuskan napasnya lelah.

"Daniel, kalo kamu gak sekolah nanti nilai kamu gimana? Kan kemarin kamu gak sekolah, masa hari ini gak sekolah lagi sih?" ujar Vanessa memberi pengertian.

"Aku ini genius Sa, gak masuk juga aku bisa dapet nilai seratus." ucap Daniel bangga.

"Halah, sombong." cibir Vanessa.

"Itu fakta kali yang."

"Terserah kamu deh." ucap Vanessa akhirnya mengalah.

🍁🍁🍁

Setelah lama menunggu dokter, akhirnya hari ini Vanessa sudah bisa pulang.

Tadi Vanessa di jemput oleh Pak Ujang dan juga Renata, Raja tidak bisa menjemput Vanessa karena ada meeting mendadak di kantornya.

Sesampainya di pekarangan rumah, Daniel langsung membukakan pintu mobil untuk Vanessa, ia menuntun Vanessa untuk masuk ke dalam rumahnya, ia tidak ingin Vanessa nya kenapa-napa, awalnya Daniel akan menggendong tubuh Vanessa namun di tolak mentah-mentah oleh Vanessa, dia ini masih bisa berjalan, tidak di tuntun juga ia bisa tapi memang dasarnya Daniel yang posesif tidak mau Vanessa terluka sedikitpun.

Daniel membaringkan Vanessa di kasur king size nya, Lalu ia duduk di tepi ranjang sambil sibuk mengeluarkan obat dari dalam tas Vanessa.

"Ini semua obatnya gausah diminum, ini di minum kalo mag nya kambuh lagi, terus ini vitaminnya harus di habiskan. Inget ya Sa, HABISKAN." perintah Daniel sambil menekankan kata habiskan.

Vanessa mengangguk lalu mengambil ponselnya.

"Yang... Batre handphone aku habis." rengek Vanessa, namun seketika ia tersadar dan membekap mulutnya apa yang baru saja dia ucapkan, itu sangat memalukan.

Daniel yang sedang sibuk merapikan obat Vanessa pun akhirnya mendongakan kepalanya menatap Vanessa yang tengah salah tingkah.

"Apa yang tadi? Apa?" tanya Daniel sambil mendekat ke arah Vanessa membuat Vanessa semakin salah tingkah.

Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang