Warning!!
Vote sebelum baca hewhew 😁
Happy reading!🍁🍁🍁
Daniel turun dari atas kamarnya, ia sudah rapi dengan seragam SMA nya, ia berjalan kearah meja makan. Di meja makan sudah ada banyak makanan yang di sajikan, namun entah mengapa Daniel tidak nafsu untuk sarapan. Daniel tidak pernah sarapan di rumahnya, ia lebih sering sarapan di kantin sekolah, kecuali ketika sang ayah berada dirumah, Daniel mau tidak mau harus sarapan di rumah.
"Den yuk sarapan dulu, bibi udah buatin makanan kesukaan aden bibi juga udah siapin susu vanila kesukaan aden." ajak Minah sang paruh baya umurnya sekitar 40 tahunan, Minah ini sudah sangat lama bekerja di rumah Daniel, ia bekerja di rumah ini bahkan ketika Daniel masih di kandungan ibunya.
"Papa mana?" tanya Daniel.
"Mmm tu-tuan--" belum sempat Minah menyelesaikan ucapannya sudah di potong oleh Daniel.
"Makasih susunya." ucap Daniel mengalihkan pembicaraan, lalu ia mengambil segelas susu yang ada di tangan Minah.
Sebenarnya Daniel sedang tidak nafsu makan, namun ketika Minah membuatkan sarapan sepagi ini Daniel jadi tidak tega dan merasa kasihan, Daniel ini memang sangat dekat dengan Minah, ia bahkan sudah menganggap Minah sebagai ibu kedua baginya.
"Ya sudah kalau gitu bibi ke dapur dulu ya, aden habisin sarapannya supaya aden kuat nanti di sekolah." ucap Minah memberi semangat.
Namun ketika Minah hendak pergi, Daniel memanggilnya membuat Minah menghentikan langkahnya.
"Aku pengen bibi juga ikut makan disini." ucap Daniel penuh harap.
"Ta-tapi den bibi--" ucapan Minah lagi-lagi terpotong oleh Daniel.
"Ku mohon." mohon Daniel sambil memberikan tatapan sendunya.
Minah merasa iba melihat majikannya seperti ini, ia sangat tahu sikap Daniel, Minah juga sudah menganggap Daniel anaknya sendiri.
"Yaudah kalo gitu kita maka sama-sama ya." ucap Minah lemah lembut sambil mengusap kepala Daniel.
"Kasihan sekarang den Daniel, setiap hati selalu seperti ini." batin Minah sambil memperhatikan Daniel makan dengan lahap.
Setelah itu mereka makan bersama di ruang makan.
🍁🍁🍁
Daniel dan teman-temannya sudah sampai di sekolah, mereka menaiki mobil Daniel untuk sampai di sekolah ini.
Mereka berjalan beriringan di koridor sekolah dengan gaya ciri khasnya, banyak sekali pasang mata menatap mereka kagum, apalagi siswi-siswi disekolah ini.
Mereka berempat sekolah di SMA Bina Sejahtera, pemilik yayasan ini adalah Mahendra Wijaya, kakek dari Daniel Arsenio tak heran jika Daniel terkenal di sekolah ini.
Sesampainya di ruangan kelas mereka, Daniel berjalan kearah bangkunya lalu menyimpan tas nya di atas meja. Daniel ini memang duduk sendirian di bangkunya, Daniel melarang orang lain untuk duduk bersamanya, karena menurut nya duduk sendiri lebih baik tidak akan ada orang yang mengganggunya ataupun mencontek ulangannya. Tidak ada satu orang pun yang membantah ucapan Daniel.
"Niel." panggil Saka.
Daniel hanya berdeham, dan sibuk memainkan ponselnya.
"Tugas matematika udah belum?" tanya Saka hati-hati, sebenarnya ini Bevan yang memaksa untuk menanyakan ini, mereka tadi sempat debat dan bermain suit batu kertas gunting, siapa yang kalah ia yang meminta tugas nya kepada Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Daniel ( SUDAH TERBIT )
Teen FictionNamanya Daniel Arsenio, lelaki tampan si cassanova sekolah yang mempunyai sikap dingin, cuek, tak peduli sekitar dan sedikit irit berbicara, sekalinya bicara ucapanya pedas dan menyakitkan. Tanpa banyak yang tahu, ternyata Daniel memiliki masa lalu...