Un

15.6K 1.8K 512
                                    

“Apa?!”

Sungguh, rasanya rahang Nara seperti akan jatuh ke tanah begitu mendengar ucapan pria asing yang tengah mencekal pergelangan tangannya. Paman? Yang benar saja! Sejak kapan mendiang orang tuanya memiliki seorang adik laki-laki?

Kekehan sumbang pun lolos begitu saja dari bibir mungil gadis cantik itu. Ya ampun, sepertinya lelaki asing ini sedang mencoba mengerjainya! Nara pun menarik tangannya yang berada dalam kuasa lelaki itu. Beruntung sang pelaku tak ada niatan untuk menahannya. “Maaf, Tuan tapi saya sedang tidak punya banyak waktu untuk lelucon semacam ini. Jadi saya mohon agar Tuan tidak—“

“Tapi aku serius, Kim Nara. Aku adalah pamanmu. Aku adik ayahmu.” Lelaki itu menekankan setiap silabel yang keluar dari mulutnya. Badannya semakin condong ke arah Nara. Wajahnya kentara sekali jengkel karena sikap Nara yang seolah meragukannya.

Nara semakin merasa aneh dengan sikap pria itu yang seakan memaksanya untuk percaya. Ia kembali meloloskan tawa yang kali ini terkesan sinis. Sedetik kemudian, tawanya redup dan digantikan oleh dengusan kasar. Tatapan dan nada bicaranya begitu galak saat berujar, “Tuan, kalau kau hanya ingin mengerjai ataupun menipuku, trikmu ini sangat basi. Jadi lebih baik kau berhenti sekarang juga dan biarkan aku mengejar pencuri—Hei! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!“

Nara meronta saat pria itu menggendongnya di pundak secara tiba-tiba. Kedua tangannya memukuli punggung lebar pria tampan itu dengan harapan bahwa ia akan diturunkan. Namun, bukannya berhenti pria itu justru semakin tak gentar. Nara dibawa menuju mobil sport milik pria itu yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berada tadi.

Hazel Nara membulat panik. Oke, sepertinya pria itu memang serius ingin menculiknya. Langsung saja Nara mengerahkan seluruh tenaganya untuk kembali meronta. Tangan dan kakinya bergerak-gerak, memukul dan menendang tubuh pria itu agar tubuhnya terbebas.

“Lepaskan aku! Tolong!” Nara berteriak panik. Namun, tak ada yang mau peduli dengan teriakan minta tolongnya. Orang-orang yang lewat di sekitar mereka sepertinya mengira kalau Nara dan pria itu adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Sial!

Pria asing itu pun menurunkan tubuhnya tepat di samping pintu mobilnya yang baru saja ia buka. Tanpa perlu menunggu lama, ia menyuruh Nara masuk ke dalam kuda besi andalannya. Dengan sedikit memaksa mendorong bahu Nara agar menuruti perkataannya.

“Masuk!”

“Tidak mau!” Nara mencoba mengibaskan tangan yang bersarang di bahunya.

“Masuk, kubilang!”

“Aku sudah bilang tidak mau!”

“Cepat mas—Argh!“

Berhasil!

Pekikan keras yang disusul oleh membungkuknya tubuh jangkung tersebut setelah mendapatkan tendangan keras di selangkangannya membuat Nara dengan cepat mengambil langkah seribu untuk kabur. Ya, itu tadi memang ulahnya. Sengaja menendang pria itu di pusat tubuhnya agar ia tak bisa mengejar sebab Nara tahu, di situlah letak kelemahan laki-laki.

“Kim Nara!” Lelaki itu berteriak, tapi Nara tak peduli. Ia terus berlari hingga menghilang di dalam kerumunan para pejalan kaki. Dalam hati bersyukur karena ia bisa terbebas dari aksi penculikan.

♣♣♣

“Yang benar saja! Untuk apa dia menculikmu? Kau bahkan sudah setua ini.”

Respon yang diberikan Joy setelah mendengarkan keluh-kesahnya membuat Nara lantas meloloskan dengusan keras. “Ya mana kutahu? Memangnya yang bisa dan boleh diculik hanya anak kecil saja?”

Gadis cantik berpakaian seksi yang duduk di seberangnya itu pun berpikir. “Benar juga sih,” ujarnya kemudian. Ia meringis pelan saat mendapat dengusan gemas dari Nara.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang