Vingt sept

5.1K 962 816
                                    

“Pokoknya aku tidak mau tahu, istriku harus ditemukan hari ini juga!” bentakan Sehun menggema ke seluruh penjuru apartemennya. Saat ini, pria tampan itu sedang bicara dengan seseorang lewat sambungan telepon. Wajah Sehun memerah dan dadanya naik-turun penuh amarah. Penampilannya kacau.

Tenanglah, Tuan Oh! Tim kami juga sedang berusaha sekeras mungin. Kami berjanji akan—

“Aku tidak mau janji, tapi bukti! Istriku sudah dua hari diculik oleh seorang psikopat, Berengsek! Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk tetap tenang, hah?!”

Melihat amarah Sehun yang semakin menjadi, membuat Jongin dan Baekhyun menghela napas kasar. Semakin muak, Jongin pun bangkit dari sofa. Ia mengambil alih ponsel dari tangan Sehun secara paksa dan langsung menuai protes dari sang empunya. Namun, ia tidak peduli dan tetep menempelkannya ke telinga.

Sehun meloloskan umpatan ke udara lalu menghempaskan tubuhnya kasar ke sofa. Dengan sigap Baekhyun beringsut guna menenangkan sahabatnya itu lewat usapan di bahu.

Sementara itu, Jongin berujar pada lawan bicara di ujung sambungan, “Terima kasih atas kerja keras kalian semua, Detektif Do. Kami sangat menghargai itu. Tapi, tolong kabari kami secepatnya jika kalian sudah berhasil menemukan Nara.”

Oh, itu sudah pasti, Tuan. Kami akan berusaha lebih keras lagi agar Nyonya Oh dapat segera ditemukan keberadaannya.

“Hm, terima kasih.”

Setelah itu, atensi Jongin kembali beralih pada Sehun yang sedang menutup wajahnya dengan kedua tangan kemudian menjerit frustrasi. Hal ini refleks membuat Sehun menurunkan kedua tangannya. Rupanya, netra Sehun sudah berkaca-kaca. Tak lama kemudian, air matanya meluruh begitu saja. Jongin hanya bisa menghela napas prihatin melihat kondisi Sehun yang tampak menyedihkan.

“Bodoh!” Sehun berujar dengan disertai kekehan sinis. “Tidak peduli bagaimana penolakan Nara, seharusnya aku tetap menugaskan seseorang untuk menjaganya dari jauh, bukannya berlepas tangan begitu saja. Aku lupa bagaimana liciknya Keparat itu.” Sehun kembali tertawa dan lama kelamaan tawanya ini menjadi isakan.

Jongin dan Baekhyun tidak ada yang berani berucap. Sedikit banyak, mereka bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan Sehun saat ini. Mereka paham kalau lelaki itu sedang menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya ada banyak kata yang bisa mereka katakan agar Sehun merasa baikan, tapi rasanya percuma saja. Sebaik apa pun kedengarannya, kata-kata tetap tidak bisa menyembuhkan lara hati sang sahabat.

Sambil terus terisak Sehun mengambil sesuatu dari saku celananya; sebuah kalung berbandul Eiffel yang rupanya terjatuh di jok mobil Jennie. Ya, tentu saja itu milik istrinya. Sehun memandangi kalung itu cukup lama sebelum akhirnya berkata, “Sayang, kumohon maafkan aku yang gagal menjagamu. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu, jadi tolong cepat kembalilah!”

Bersamaan dengan itu, tangis Sehun makin jadi. Lagi-lagi Jongin dan Baekhyun tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan kesedihan sahabat mereka. Mereka hanya bisa berharap kalau Detektif Do Kyungsoo beserta timnya dan juga orang-orang suruhan Sehun dapat melacak di mana keberadaan Nara secepatnya.

♣♣♣

Tak hanya Sehun yang sedang bersedih dan menyalahkan diri sendiri atas hilangnya Nara, Jennie yang notabenenya sahabat gadis itu pun tak kalah merasa berdosa. Jennie duduk di atas sofa sambil menekuk lutut. Ia menangis di dekapan sang kekasih, Hanbin. Joy juga ada di sana dan ia duduk di samping Jennie, menenangkannya. Gadis Park itu menangisi kedua sahabatnya; Nara dan Jennie.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang