Dix-neuf

6.2K 953 453
                                    

Buat kalian yang belum tahu, CRUEL bakal ada versi novelnya yaa 🎉🎉🎉 endingnya bakal beda sama versi Wattpad dan ada beberapa yang kuubah dari alur awal. Penasaran? Siap² nabung yaa karena November bakal terbit hehe. Info lainnya menyusul. Makasih ❤ ❤

Enjoy!

*****

Warning!

Tubuh Nara terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit. Seorang dokter wanita sedang memeriksa kondisinya. Di sisi kanan tempat Nara berbaring ada Sehun dan Jongin yang berdiri diam sambil mengamati pekerjaan sang dokter. Raut wajah Sehun tampak tegang sekaligus khawatir. Kedua tangannya terlipat di depan dada. Aura yang dipancarkan Sehun terasa angker, bak seorang predator yang bersiap menyerang mangsanya jika disenggol sedikit saja. Sungguh mengerikan!

Berbeda dengan Sehun, Jongin yang berdiri tepat di sampingnya tampak cemas dan ketakutan. Ia khawatir dengan kondisi Nara, itu sudah pasti. Namun, ada hal yang lebih ia khawatirkan saat ini, yaitu penyebab Nara pingsan. Jongin kebingungan setengah mati tadi saat tiba-tiba Nara jatuh tak sadarkan diri di dalam pelukannya. Padahal kan ia hanya menyapa sang asisten, tapi kenapa reaksinya bisa sampai seekstrim itu? Belum lagi Sehun nyaris memberinya bogem mentah karena mengira dirinya telah berbuat yang tidak-tidak pada Nara. Jelas saja Jongin semakin kalut, bukan?

Elle est juste en état de choc (Dia hanya syok),” vonis dokter cantik itu setelah beberapa saat. Senyum menenangkan terukir di wajahnya ketika melihat Sehun dan Jongin menghembuskan napas lega. “Après le réveil, elle peut rentrer chez elle immédiatement (Setelah siuman, dia bisa segera pulang).”

Sehun mengangguk mengerti. “Merci, Docteur (Terima kasih, Dokter).”

Dokter cantik berambut cokelat gelap itu mengangguk sebagai balasan. Kemudian, ia berpamitan kepada dua lelaki tampan yang menjadi lawan bicaranya sebelum beranjak dari sana.

Seperginya sang dokter dari ruangan itu, tatapan tajam Sehun pun kini tertuju pada Jongin. Tangan kanannya dengan sigap menarik kerah leather jacket yang dipakai pria berkulit tan tersebut agar mendekat padanya. Membuat sahabatnya itu tersentak kaget. “Kau apakan dia sampai syok begitu, eh?!” Sehun mendesis. Sungguh, raut angkernya saat ini terlihat jauh lebih mengerikan dari sebelumnya.

“H-Hei, tenanglah! Aku kan sudah bilang padamu kalau aku tidak melakukan apa pun padanya. Mana mungkin aku berani, bukan? Lagi pula, dia ini kan asistenku.” Jongin terlihat takut-takut saat menjelaskan. Tatapan matanya enggan terarah pada sang lawan bicara.

“Kalau bukan kau lalu apa yang membuatnya syok, Kim Jongin?”

“Mana kutahu, Hun?” Jongin tampak frustrasi. Ia benar-benar tak tahu lagi harus berkata apa demi membela diri. Ayolah! Dia benar-benar tidak tahu kenapa Nara bisa syok sampai pingsan seperti ini. “Sebelum Nara menabrakku kemudian aku menyapanya tadi, dia bahkan sudah berlari ketakutan seolah habis melihat hantu—“

“Apa kau bilang?” Sehun menukas penasaran. Raut angker yang menghiasi wajahnya kini telah berganti. “Nara lari ketakutan? Kenapa?”

“Sudah kubilang aku tidak tahu, Hun! Kumohon, jangan tanya aku terus! Tanyalah pada Nara nanti jika dia siuman.”

Dengan sedikit enggan Sehun pun melepaskan cekalannya pada jaket Jongin. Raut penasaran masih betah bertahan di wajahnya. Setahunya Nara itu bukan tipe gadis yang mudah ketakutan, apalagi jika saat itu mereka sedang berada di tempat semacam Disneyland. Coba pikirkan, hal apa yang kira-kira sanggup membuat Nara hingga berlari ketakutan seperti itu?

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang