Cinq

8.7K 1.2K 307
                                    

Karena kondisinya yang pulih dengan cepat, Dokter pun memperbolehkan Nara untuk keluar dari rumah sakit pagi ini. Setelah berbenah, Sehun pun dengan sigap bertindak sebagai pengawal Nara dengan mengantar gadis itu sampai di rumah. Rumah yang dimaksud di sini tentu saja rumah Ibu Han yang selama sepuluh tahun ini Nara tinggali. Ada beberapa barang yang harus Nara bawa sebelum benar-benar pindah ke kediaman sang paman.

Ya, Nara sudah sepenuhnya yakin untuk menerima tawaran Sehun. Ia akan tinggal dengan pria itu mulai sekarang.

“Tidak perlu membawa terlalu banyak barang karena aku sudah menyiapkan segalanya untukmu,” ucap Sehun sambil memegang kemudi. Sesekali pria tampan ini membagi atensinya ke arah jalanan di depan dan sang keponakan.

Yang diajak bicara menghembuskan napas secara perlahan sambil menarik diri dari pemandangan di luar mobil. “Iya, iya aku tahu. Paman bicara seolah-olah aku hendak membawa rumah beserta isinya saja!”

Sehun hanya mendengus dan memilih diam, enggan merespon perkataan sang keponakan.

Tak terasa, mobil Sehun pun berhenti di depan rumah Nara. Gadis bermarga Kim itu segera membuka pintu mobil dan hendak keluar dari sana. Sehun mengekorinya. Namun, Nara sedikit merasa heran saat melihat seorang wanita paruh baya sudah berdiri di depan pagar. Wajah wanita itu tampak semringah saat melihatnya.

Penasaran, Nara pun menghampiri wanita itu. “Maaf, ada yang bisa sa—“

“Nara, kau tidak ingat siapa aku?” Wanita paruh baya itu menyentuh lengan Nara hingga membuat gadis itu tersentak pelan. Wajahnya tampak sekali berharap saat melanjutkan, “Aku Nam Injung, temannya Ibu Han.”

Kedua mata Nara pun melebar seketika. Wajahnya mendadak cerah. “Ibu Nam?!”

Yang dipanggil begitu pun tersenyum lega. Ibu Nam mengangguk antusias. Nara pun segera menghambur ke dalam pelukan. Mereka saling tersenyum lebar. Sementara Sehun hanya bisa menjadi penonton di belakang punggung Nara.

Nam Injung adalah sahabat Ibu Han. Mereka kenal sejak bangku sekolah dasar. Ibu Nam dan Nara bisa saling kenal karena dulu wanita itu sering berkunjung ke rumah mereka. Namun, setelah pindah ke Osaka, Ibu Nam jadi jarang berkunjung lagi. Mereka bahkan hilang kontak. Terakhir kali mereka bertemu adalah saat Nara masih SMP.

“Sudah lama kita tidak bertemu ternyata kau sudah tumbuh besar dan cantik.”

Nara terkekeh malu dan menarik diri dari dekapan hangat itu. “Ibu ini bisa saja! Aku kan jadi malu, Bu.”

Ibu Nam hanya mengulum senyumnya. Namun, senyum itu tak berlangsung lama terpatri di wajahnya ketika melihat sosok asing di belakang punggung Nara. Dahinya tampak berkerut cukup dalam.

Sadar akan apa yang menjadi objek atensi wanita paruh baya itu, Nara pun segera menjawab, “Dia itu pamanku, Bu. Namanya Oh Sehun.” Nara beralih pada Sehun yang masih diam di tempatnya. “Paman, ini Ibu Nam, temannya Ibu Han.”

Sehun dan Ibu Nam pun saling mengulurkan tangan untuk berkenalan. Senyum tipis saling terlempar di antara keduanya.

“Omong-omong, dalam rangka apa Ibu berkunjung ke sini?” tanya Nara sambil mengajak kedua orang dewasa yang sedang bersamanya itu untuk masuk ke rumah. Wajahnya menunjukkan keingintahuan yang cukup besar.

Ibu Nam tersenyum, tapi senyumnya tampak janggal. “Nanti saja di dalam rumah aku jelaskan.”

Walau sempat penasaran, Nara mengangguk saja. Ia membuka pintu rumahnya dan mempersilakan Sehun dan Ibu Nam masuk dan duduk di dalam ruang tamu. Saat Nara hendak mengambilkan minum untuk dirinya, Ibu Nam menahan.

“Tidak usah repot-repot, Nara. Duduklah saja dan dengarkan penjelasanku, ya?”

Lagi-lagi rasa heran menyergap batin Nara, tapi ia memilih untuk memendamnya dan mengangguki permintaan Ibu Han. Nara duduk di sampingnya.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang