Quatre

9.6K 1.3K 362
                                    

Cek trailernya kuy di part sebelum ini ;))

Nara terbangun setelah merasakan tubuhnya berguncang pelan. Perlahan hazel indahnya mengerjap. Gadis itu sedikit mengalami disorientasi ketika menyadari bahwa raganya berada di jok belakang sebuah mobil mini bus yang membawanya entah ke mana. Tak hanya itu, kedua tangannya yang terikat di depan tubuh serta mulutnya yang tersumpal kain membuat Nara semakin merasa heran.

Setelah sadar secara penuh akan situasinya kini, Nara pun membulatkan matanya. Oh, tidak ... aku diculik!

“Hmmph!” Nara menggerak-gerakkan badannya sambil berusaha teriak. Tentu saja suaranya tidak dapat keluar karena tertahan oleh kain yang menyumpal mulutnya.

Pergerakan Nara disadari oleh kedua pria yang duduk di jok depan. Salah satu dari mereka yang tidak sedang menyetir pun menoleh pada Nara. Pria yang sepertinya berusia sekitar pertengahan tiga puluhan sampai empat puluhan tersebut berdecak. Tak lama kemudian tawa sinis ia lontarkan.

“Akhirnya kau sadar juga, Manis?” Perkataan pria itu disambut oleh tawa bengis dari rekannya yang sedang menyetir.

Merasa tidak kenal dengan sosok pria itu, Nara memilih untuk kembali meronta. Tindakannya ini mendapat tawa bernada olokan dari para penculik itu. Ya Tuhan ... tolong aku!

“Percuma saja kau meronta seperti itu, Sayang. Ikatannya sangat kuat. Kau tidak akan lepas dari kami dengan mudah,” ujar si Pengemudi. Dari spion depan, Nara melihat kalau usia lelaki itu sedikit lebih muda dari pria yang duduk di sampingnya.

Sial! Nara memaki dalam hati. Sebenarnya ada apa ini? Apa tujuan kedua pria asing ini menculiknya? Apakah mereka juga pelaku yang telah mengobrak-abrik rumahnya? Tapi apa yang mereka inginkan sebenarnya?

“Wah, rupanya kau sudah melupakanku ya, Kim Nara?” Pria yang duduk di jok penumpang bertanya dengan nada sedih yang dibuat-buat.

Seketika itu juga dahi Nara berkerut penasaran. Kenapa pria itu berkata seolah-olah mereka memang saling kenal sebelumnya? Padahal Nara yakin betul kalau sebelum ini ia tak pernah melihat batang hidung pria itu di manapun.

“Ah, rupanya kau lupa pada suaraku ya, Gadis Buta?”

Deg!

Kedua mata Nara membulat sempurna. Suara itu ... panggilan itu ... Nara sangat mengenalnya! Sepuluh tahun lalu saat pertama kali menginjakkan kakinya di rumah Ibu Han, suara itu pernah membuatnya takut setengah mati. Suara itu adalah milik Lee Hyukjae, adik ipar Ibu Han yang selama ini telah menampung dan membesarkannya.

Sepuluh tahun lalu Nara harus menerima kenyataan pahit ketika sang ayah dan ibu tirinya meninggal dunia. Meninggalkannya dengan sang kakak tiri yang ironisnya justru menjadi sumber penderitaannya. Secara tidak langsung, sang kakak tiri lah membuat Nara kecelakaan dan kehilangan penglihatannya. Beruntung, ada Ibu Han yang bersedia menolong Nara dari kecelakaan itu sekaligus merawat dan membesarkannya. Sementara sang kakak tiri? Keberadaannya tak dapat diketahui hingga sekarang.

Setelah sang suami beserta putra semata wayangnya meninggal dunia dua tahun sebelum kedatangan Nara di rumah itu, Ibu Han tinggal bersama Hyukjae yang hobi berjudi dan mabuk-mabukan. Tak hanya itu, dia juga kerap sekali mengamuk dan memukuli Ibu Han jika sedang mabuk. Awalnya Nara sempat merasa takut tinggal di sana karena kelakuan pria itu. Apalagi, Hyukjae juga tak suka dengan kehadirannya. Dia sering sekali mengatai Nara dengan sebutan ‘Gadis Buta’ untuk mengolok-oloknya. Namun, setelah tiga minggu Nara tinggal di sana, Hyukjae memutuskan untuk pergi dari rumah. Sejak hari itu Nara dan Ibu Han tidak pernah lagi melihatnya.

Nara menelan salivanya dengan susah payah. Well, kalau pria itu benar-benar Lee Hyukjae, maka tamatlah riwayatnya! Pasti ada sesuatu yang Hyukjae inginkan darinya, tapi Nara tak tahu apa. Tapi, kenapa baru sekarang pria itu muncul? Sewaktu Ibu Han meninggal setahun yang lalu saja dia tidak datang ke pemakamannya.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang