Vingt huit

5.4K 841 907
                                    

Nara membuka matanya secara perlahan. Sedikit merasa disorientasi begitu sadar kalau ia sedang berada di sebuah kamar bernuansa kayu yang tidak dikenalinya. Hazel Nara terus berpendar sampai pada akhirnya ia menemukan sosok pria yang rupanya juga berada di ruangan tersebut. Pria itu duduk di sofa pojok kamar.

Park Chanyeol.

Secara refleks, Nara bangun dari posisi berbaringnya dan segera beringsut ke kepala ranjang. Ia tampak ketakutan. Hal ini tentu saja mengundang senyum jahat terbit di wajah Chanyeol.

Chanyeol bangkit dari posisinya. Baru berjalan satu langkah, Nara sudah lebih dulu meneriakinya, “Pergi! Jangan berani-berani mendekatiku!”

Oh, tentu saja Chanyeol tak terpengaruh oleh larangan itu, sebaliknya ia justru semakin gencar mendekati Nara yang kini mulai melemparinya dengan bantal.

“Pergi kau! Pergi!”

Chanyeol menepis bantal-bantal itu dengan mudah sambil melemparkan tawa ke udara. Kini, posisinya sudah semakin dekat dengan ranjang.

Merasa kalau dirinya semakin berada di ambang bahaya, Nara segera bangkit dari ranjang dan hendak berlari ke luar kamar. Sayangnya, usaha itu tak berhasil sebab Chanyeol sudah lebih dulu menangkap tubuhnya begitu Nara menapakkan kaki di lantai. Tentu saja Nara langsung meronta dan memberontak semampunya, namun tenaganya kalah jauh dari Chanyeol yang kini telah berhasil mendorongnya ke ranjang.

“Jangan—mmph!”

Nara terkejut setengah mati ketika Chanyeol berhasil menindih kemudian membungkam bibirnya dengan milik pria itu. Kedua tangannya dicengkeram erat oleh Chanyeol sehingga ia tidak bisa bergerak bahkan untuk mendorong tubuh besar yang sedang mengungkung tubuh mungilnya. Hal ini membuat Nara semakin ketakutan, tapi bukan berarti ia pasrah begitu saja. Nara terus berusaha memberontak di tengah pergerakannya yang terbatas.

Damn!

Nara masih berusaha melepaskan diri dari Chanyeol ketika pria itu menyudahi ciuman paksanya dan mengumpat cukup keras. Perempuan itu memanfaatkan waktu yang ada untuk meraup oksigen banyak-banyak. Entah sejak kapan wajahnya telah basah oleh air mata.

“Sudah sepuluh tahun berlalu, tapi rasanya masih manis seperti dulu,” Chanyeol menggeram. Perlahan senyum licik menghiasi wajah tampan itu. “Kau tahu, Nara? Kau membuatku semakin ingin menyentuhmu dan menjadikanmu milikku.”

“Jangan harap, Berengsek!” Tepat setelah berkata begitu, Nara meludahi wajah tampan Chanyeol yang mengakibatkan pria itu harus memalingkan muka. “Aku sudah menikah dengan Sehun, jadi kau tidak berhak menyentuhku!”

“Lalu kenapa kalau kau sudah menikah, hah?!” Chanyeol membentak tepat di wajah Nara. Ia terkekeh sinis sebelum melanjutkan, “Kau pikir aku tidak tahu soal pernikahan kalian? Aku sudah tahu! Selama ini aku mengutus seseorang untuk mengawasi kalian berdua. Kau tahu? Kalian membuatku marah. Itu sebabnya aku menculikmu karena aku ingin memiliki dirimu untuk diriku sendiri.”

“Sayangnya kau terlambat, Park Chanyeol! Sehun sudah lebih dulu memilikiku dan itu artinya kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang kau mau selama ini.”

Untuk sesaat, Nara bisa melihat keterkejutan di wajah Chanyeol walau tidak terlalu kentara. Ada amarah juga yang terlukis di sana. Walau di dalam hati tetap merasa cemas dan ketakutan, perempuan itu berharap kalau setelah ini Chanyeol tidak jadi melakukan apa yang sudah direncanakan olehnya sejak awal.

Nara hendak membuka mulutnya kembali, tapi tawa menggelegar Chanyeol membuatnya harus kembali merapatkan bibir.

“Ya ampun! Kau pikir aku peduli?” Chanyeol berujar di sela tawanya. Namun, wajah Chanyeol berubah sepersekian detik setelahnya menjadi lebih angker. Pria itu menggeram penuh amarah. “Apa pun yang terjadi, aku harus tetap memilikimu!”

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang