Vingt six

6K 945 557
                                    

Happy Chanyeol Day 🎉🎉🎉🎉

Buat yg mau PO Cruel, cek postingan 'Info penting!' yaa. Di sana udah ada ketentuan dan info segala macamnya hehehe. Makasih semuanyaaa ❤❤❤

***

Nara sibuk merenung di pinggiran balkon kamarnya, menatap lampu-lampu yang menghiasi bangunan-bangunan di sekitar apartemen tempat ia tinggal. Senyum kecil terbit di wajah cantik itu. Lantas, hazel cantiknya beralih pada langit yang bertaburan bintang. Nara merasa senang karena alam seolah ikut merasakan apa yang tengah dirasakannya kini; kebahagiaan.

Helaan napas pelan dihembuskan hidung bangir Nara. Kedua tangannya memeluk tubuh secara tiba-tiba. Ia bergidik. Rasa dingin menyapa kulitnya yang hanya terbalut dress belang-belang selutut. Nara hendak berbalik masuk kembali ke kamar, tapi sebuah lengan kekar sudah lebih dulu menguasai perutnya secara posesif. Memaksanya untuk tetap menghadap ke pemandangan di luar gedung apartemen.

Nara mendengus. “Kukira kau masih tidur,” selorohnya pada sosok pemilik lengan yang sedang menumpukan dagu di atas bahunya. Ia bisa merasakan kalau Sehun masih topless. Entah kenapa wajah Nara memerah sekarang begitu menyadarinya.

Sehun terkekeh. “Bagaimana aku bisa tidur jika kau tidak ada di sampingku?” Ia menjeda sejenak untuk mendengar decakan sang istri dan kembali tergelak. “Omong-omong, sedang apa kau di sini?”

“Aku terbangun dan tiba-tiba ingin sekali menghirup udara malam.”

“Kau bisa berjalan ke sini memangnya ‘itu’mu sudah tidak terasa sakit lagi?” Sehun menggoda. Pertanyaannya dibalas cubitan oleh Nara di lengan. Istrinya itu mencibir. Nara malu.

Beberapa detik kemudian, pria itu mencium pipi Nara dan berkata, “Ayo kita kembali tidur! Ini sudah larut dan udara juga semakin dingin.”

Nara tersenyum manis dan mengangguk sebagai bentuk persetujuan. Namun, wanita yang sudah resmi menjadi ‘Nyonya Oh’ itu memekik terkejut ketika sang suami mengangkat tubuhnya dari lantai, menggendongnya ala bridal. Kedua tangannya refleks mengalung di leher Sehun.

“Sehun!”

“Jangan protes dan tutup saja pintunya, Sayang!” titah Sehun seraya menggendong Nara masuk kembali ke kamar. Sebuah senyum tipis menghiasi raut tampannya.

Nara mendengus sedikit kesal, tapi ia tidak memprotes dan justru terkekeh pelan sambil melakukan apa yang Sehun suruh. Setelah menutup pintu dan gorden kamarnya, tubuh Nara dibawa Sehun ke ranjang dan dibaringkan dengan lembut di sana. Tak lupa, sang suami ikut berbaring di sampingnya lalu menutupi tubuh mereka dengan selimut hingga sebatas dada.

Sehun sudah hampir beringsut mendekat guna memeluk tubuhnya, tapi Nara justru menahan dada pria itu hingga menyebabkan sang suami mengernyitkan dahi heran.

“Ada apa?”

Dengan sedikit ragu Nara ungkapkan apa isi pikirannya, “Hm, aku belum mengantuk.” Kata-kata itu diakhiri dengan gigitan bibir.

Sehun semakin kelihatan tak mengerti. Perlahan senyum curiga sekaligus nakal menghiasi wajah tampannya. Dengan panik Nara segera mengklarifikasi, “Itu ... kalau kau tidak keberatan, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu, tapi kalau kau sudah mengantuk, ya sudah.”

Nara membalikkan tubuhnya membelakangi Sehun, tapi suaminya itu menahan. “Hei, jangan marah dulu! Aku kan belum bilang kalau aku mengantuk? Kenapa kau langsung menyimpulkan begitu?” Sehun mengulum senyum gelinya, kelihatan sekali ia merasa senang melihat Nara malu.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang