Vingt deux

5K 1K 593
                                    

“Haruskah aku memanggilmu dengan nama aslimu, Aldrich Arnault?”

Deg!

Refleks, Sehun menghentikan langkahnya. Matanya melebar sempurna. Genggaman pada tangan Nara menguat tanpa sadar. Dalam hati tak henti-hentinya mengumpati sosok Kenneth yang berdiri di belakang punggung.

Sehun menggeram marah dan hampir berbalik guna memberi Kenneth pelajaran, tapi Nara sudah lebih dulu mencecarnya dengan pertanyaan, “Paman, apa maksud Kak Kenneth?” Tatapan dan raut wajah Nara tampak tak percaya. Tangannya menahan milik sang paman agar tak pergi ke mana-mana.

Mau tak mau, Sehun mengalihkan atensi kepada sang keponakan. Sial, ia hampir lupa kalau Nara mendengarnya! Cepat-cepat Sehun pun menyarangkan tangannya pada bahu gadis itu. Ia menjelaskan, “Itu bukan apa-apa. Kau tidak perlu memikirkan—“

“Jujur saja padanya, Aldrich Arnault! Katakan yang sejujurnya pada Nara kalau selama ini kau bohong perihal status kalian.” Kenneth menyeringai. Ia mendengus sinis saat melanjutkan, “Lagi pula, mana ada seorang paman yang seposesif itu pada keponakannya hingga menyuruh seseorang untuk mengikuti kemana pun ia pergi? Bahkan aku yakin, kedatanganmu ke sini karena berita yang disampaikan oleh orang suruhanmu, kan? Kau takut aku—“

“Bajingan!” Amarah Sehun semakin terpantik akibat perkataan sang Pria Harland. Lelaki itu menghentakkan kakinya meninggalkan Nara. Menghampiri Kenneth dengan tangan terkepal dan melayangkan bogem mentah pada pria tersebut.

Bugh!

“Paman!”

Sehun tak hanya meninju wajah tampan Kenneth sekali, tapi hingga berkali-kali. Namun, bukannya membalas, Kenneth justru pasrah dihajar membabi buta seperti itu. Ia bahkan tertawa seolah ada hal yang lucu.

“Paman, tolong hentikan!”

Sementara Sehun memukuli Kenneth, Nara tampak panik. Kepanikan kian melandanya tatkala orang-orang di sekitar mulai mengerumuni mereka, melihat perkelahian itu. Gadis itu berteriak agar Sehun berhenti, tapi sang paman seolah tuli. Membuat Nara akhirnya meminta tolong pada orang-orang di sekitarnya agar mau melerai. Tentu saja tak ada yang mau sebab mereka rupanya takut menjadi korban salah sasaran.

Semakin tak tahan melihat kejadian mengerikan itu, Nara pun berinisiatif menarik lengan Sehun agar menjauh dari Kenneth. Beruntung, usahanya ini berhasil. Dengan sigap, Nara menahan tubuh Sehun yang hendak kembali maju. Ia berteriak, “Sudah, Paman! Ayo kita pergi saja!”

“Kau!” Sehun menunjuk wajah Kenneth yang masih sibuk tertawa-tawa. “Awas jika kau bicara yang tidak-tidak lagi! Aku tidak akan segan-segan—“

“Apa yang akan kau lakukan, hm?” Kenneth menantang. Seringai menyebalkan tercetak jelas di wajahnya. Ia tampak kesenangan melihat Sehun yang kalang kabut seperti ini.

“Aku akan menghabisimu, Park Chanyeol sialan!”

Kenneth tertawa semakin keras mendengar ancaman itu. Merasa puas karena pada akhirnya Sehun melakukan apa yang ia mau sejak tadi, memanggilnya dengan nama asli yang selama ini ia sembunyikan.

Tak ingin semakin muak pada sosok lelaki jangkung tersebut, Sehun pun menyambar tangan Nara yang melemas akibat rasa syok yang menderanya, mengajaknya meninggalkan tempat itu. Ia bahkan tak sadar kalau telah membuat satu kesalahan; secara tak langsung Sehun memberitahu Nara kalau ia mengenal seorang Park Chanyeol yang kini beridentitaskan Kenneth Harland.

♣♣♣

Kedua manusia itu terdiam di kursi masing-masing. Fokus sang pria yang duduk di balik kemudi hanya tertuju terus ke jalanan depan, pun dengan si gadis yang melakukan hal serupa. Namun percayalah, pikiran dan benak keduanya sama-sama berkecamuk. Yang satu masih tenggelam dalam rasa marah, sedangkan satunya lagi merasa syok dan tak percaya.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang