Seize

5.5K 1K 435
                                    

Las Vegas

Blonde, huh?”

Nada bicara Lay saat mengatakannya terdengar seperti tak menyangka. Sambil bersedekap beberapa kali mengerjap memperhatikan Kenneth yang sedang merapikan rambutnya di depan cermin, cukup merasa tercengang melihat perubahan penampilan sang sahabat. Pasalnya, saat Lay meninggalkan rumah tadi pagi rambut Kenneth masih hitam, tapi sore ini sudah berubah menjadi lebih terang. Sungguh kejutan tak terduga dari dalam kamar Kenneth.

“Aku tahu aku tampan, tapi kau tidak usah menatapku seperti itu, Dude!” pungkas Kenneth dengan gaya sok-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku tahu aku tampan, tapi kau tidak usah menatapku seperti itu, Dude!” pungkas Kenneth dengan gaya sok-nya. Kedua tangannya masih sibuk menata rambut baru.

Lay memutar bola mata malas sambil membuat gestur seolah ingin muntah. Kenneth tertawa karenanya.

“Ada apa dengan rambutmu? Ketumpahan kuah kari?”

Tawa Kenneth kian lebar usai mendengar ucapan Lay mengenai rambutnya. Segera saja dialihkan atensi dari cermin di depannya guna menatap sang sahabat. Wajah Lay tampak datar.

“Enak saja kuah kari!” Kenneth menonjok pelan bahu Lay sambil berjalan melewati Lay. Tungkai panjang pria itu membawanya ke tepian ranjang. Sambil duduk dan memasang senyum lebar ia berkata, “Aku sedang ingin mencoba suasana baru saja. Kenapa? Kau juga mau mencobanya?”

Tawaran itu langsung dibalas oleh cebikan. Lay beranjak dari tempatnya duduk saat ini menuju pintu kamar, hendak keluar. Namun, Kenneth buru-buru bertanya, “Mau ke mana? Berikan komentarmu dulu sebelum keluar!”

Karena Lay seolah tak mengindahkan pertanyaannya, Kenneth bangkit dari ranjang guna menghadang sang sahabat yang kini sudah hampir mencapai ambang pintu.

Lay mendesis sebal.

“Hei, katakan sesuatu dulu soal penampilanku!”

“Iya, iya, bagus kok. Kau cocok dengan rambut blonde,” ujar Lay malas. Sungguh, ingin sekali rasa-rasanya Lay menjambak rambut baru sahabatnya itu karena kesal. Untung sahabat, batinnya.

Kenneth tersenyum lebar karenanya. Dengan gaya sok andalan menyisir rambut ke belakang. “Pria tampan sepertiku memang cocok dengan gaya rambut apa pun, bukan?”

Lagi-lagi Lay hanya bisa memutar bola mata malas menghadapi sikap narsis sang sahabat. Pria itu mengangguk mengiyakan. “Ya, ya, kau tampan. Tapi akan lebih tampan lagi jika kau bergeser dan membiarkanku keluar dari sini.”

Kenneth masih sibuk mencerna ucapan Lay saat dengan sedikit kasar sang sahabat itu memaksa dirinya agar tak lagi menghalangi jalan. Kenneth sempat memprotes sikap Lay tersebut, tapi pria itu memilih untuk menurut saja. Alhasil, yang bisa dilakukan olehnya hanya mengamati punggung Lay yang menjauh.

“Dasar bocah tengik!”

Memilih untuk mengabaikan sikap Lay kepada dirinya, Kenneth pun mengambil ponsel dari saku celana sambil tersenyum lebar. Rupanya, ada satu orang yang ingin ia hubungi guna mengabari perihal perubahan penampilannya, yaitu Olivia.

Prétendant [EXO] (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang