💫7💫

4.7K 227 17
                                    

Pagi harinya Anya bangun, mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk. Badannya benar-benar terasa lemas, tubuhnya bergetar, kepalanya terasa berat. Malas sebenarnya ia bangun, harus bertemu lagi dengan kehidupannya yang entah bagaimana.

Tak lama kemudian Dyan masuk ke kamarnya.

"Gimana? " tanya Dyan dengan lembut sambil mengelus kepala Anya.

Anya hanya menggeleng lalu memegang tangan kakaknya yang ada di puncak kepalanya.

"Pusing. " lirih Anya. Dyan memijit kepala Anya berharap pusing dikepala adiknya berkurang.

"Ke dokter ya? " ajak Dyan

"Nah. " Anya menggelengkan kepalanya.

"Ayolah Abang gak suka lihat Ara kaya gini. "

"Ara gapapa. "

"Ini pasti gara-gara Ara hujan-hujanan kemaren kan, maaf abang lupa waktu itu Ara masih di taman. "

"Gapapa. "

"Hei little girl, do you want this? " Dave sudah berada di ambang pintu kamar Anya sambil mengangkat tangannya yang menggenggam sekeranjang coklat.

"Hello Dave. " Anya tersenyum melihat Dave.

Dave berjalan kearah ujung ranjang Anya dan duduk.

"Kalian brother goals Ara sayang. " ucap Anya tiba-tiba.

"Uh i love you too little girl. " ucap Dave dengan senyum lebar. Entah mengapa dia suka sekali memanggil Anya little girl, katanya sih panggilan sayang.

"I'm not little again Dave. " Anya memberengut kesal.

"You will always be my sweet little girl. " ucap Dave sambil mencubit kedua pipi Anya.

"Uh sakit Dave. " Anya memukul tangan Dave agar berhenti mencubit kedua pipinya.

"Hentikan Dave, Ara kesakitan. " ucap Dyan.

"Uhm baiklah tapi kau harus makan. " Dave mengambil satu bungkus coklat dari keranjang coklat tadi dan mengupasnya.

"Aaaaa. " Anya menerima suapan Dave, menggigit sedikit coklatnya.

Terimakasih Tuhan setidaknya kau mengirim mereka ke hidupku, kau menggantikan sosok ayah dengan kedua orang yang sangat kusayangi ini, semoga semuanya tetap seperti ini sampai nanti aku tak tak bisa bersama mereka lagi. Batin Anya.

"Kok sedikit banget sih. " ucap Dyan.

"Gak enak. " jawab Anya.

"Masa sih, orang tadi aku belinya di minimarket deket perumahan kok, aku dibantu milih coklat sama mas-mas ganteng, tadi masa dia bilang aku mau beli buat pacar, padahal gak ada pacar. " cerita Dave dengan wajah memelas.

"Are you gay Dave? " tanya Anya.

"Hah? No! " elak Dave.

"Kenapa kau menyebut mas-mas itu ganteng? " tanya Dyan.

"He is handsome, but I am more handsome. " ucap Dave membela diri, aksen inggris nya masih sangat kental membuat dia jika sedang bercakap-cakap dengan orang lain sedikit aneh, dia juga tidak akan mengerti jika diajak berbicara dengan bahasa yang tidak baku.

"Euwhhh. " Dyan memperlihatkan muka jijiknya.

"Biar aku coba. " Dave menggigit coklat yang dimakan Anya tadi.

"Ini enak Ara. "

"Ara sedang sakit Dave, mana mungkin dia bisa merasakan makanan enak. "

"Oh iya kenapa aku bodoh. " Dave memukul kepalanya sendiri.

Siblings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang