💫18💫

2.8K 177 12
                                    

Merasakan tidurnya terusik, Anya mengerjapkan matanya perlahan. Saat matanya terbuka dia melihat Dave duduk disampingnya dengan tersenyum lembut.

"Hei little girl, kau sudah bangun. Maafkan aku bila mengganggu tidurmu." ucap Dave.

Anya mendudukkan badannya, memperhatikan badannya yang ternyata masih memakai pakaian kemarin.

"Maafkan aku Ara, semua ini karena ku." ucap Dave dengan wajah menyesal dan dibalas gelengan oleh Anya.

"Kau tidak memaafkanku?" tanya Dave dan Anya menghela nafasnya.

"Baiklah, untuk permintaan maaf bagaimana jika kita liburan ke pantai  menggunakan mobil baruku." lanjut Dave mencoba menghibur adiknya itu.

Dave tersenyum ketika Anya mengangguk, "Baiklah sekarang siapkan pakaianmu lalu mandi, bawa saja koper imutmu itu. Kita akan menginap di villa."

Dave meninggalkan kamar Anya dan Anya memulai aktifitasnya. Anya mengambil koper kecil berwarna hijau tosca miliknya lalu mengambil pakaian ganti secukupnya dan menatanya dikoper. Anya melepas jaket yang melekat ditubuhnya lalu meletakkannya didalam koper. Kalau dingin, toh ini jaket Bang Niel. Pasti boleh dipake. Pikirnya.

Setelah itu dia mandi dan turun kebawah. Saat menutup pintu kamarnya tiba-tiba, "SELAMAT PAGI ANYA." teriak mereka bebarengan dan Anya terlonjak kaget.

Anya menjawabnya, "Pagi." lalu tersenyum tipis.

"Sarapan dulu yuk." Rana menarik tangan Anya untuk duduk dikursi meja makan. Ya, Rana. Yang datang adalah teman-teman Dyan dan Anya. Tak tanggung-tanggung memang Dyan liburan.

Anya mengikuti langkah Rana ke meja makan dan duduk. Dia melihat pancake dengan madu diatasnya. Dahi Anya mengkerut. Tumben ada yang memasak beginian.

"Yang masak mama gue loh." Anya menoleh ke sumber suara, Atha.

"Makasih." ucap Anya dan dibalas anggukan oleh Atha.

Anya segera memakan pancake yang dibawakan Atha. Enak, batinnya.

Dyan merangkul bahu adiknya yang sedang lahap memakan sarapannya itu, "Nah gitu dong, makan yang banyak."

Anya mengangguk dan melanjutkan sarapannya.

"Udah siap belum?" tanya Dyan sambil berdiri dan menumpukan kedua tangannya dimeja.

Mereka serempak menganggukkan kepala. "Oke kalo udah siap, kita bawa tiga mobil. Mobil Dave, mobil Kevin, sama mobil Satria."

"Siapa yang mau dimobil Satria?" tanya Dyan.

Dyan mengerutkan keningnya, "Lah ngapa pada diem. Kalo gitu gue yang ngatur. Mobil Satria ada Bagas, Keyra, Kayla. Mobil Kevin ada Lintang. Mobil Dave ada gue, Ara, Rana."

Seketika Dyan mendapatkan sorakan, "Modus."

Sedangkan Rana menunduk malu menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Mobil gue kok sepi banget, masa' cuma gue sama si letoy." protes Kevin sambil menunjuk Lintang dan mendapat pukulan dikepala.

"Ikut mobil gue aja." ucap Satria.

Kevin mengacungkan jempolnya, "Bagus."

Setelah itu mereka memutuskan berangkat dan hanya membawa dua mobil. Anya menggeret koper imutnya keluar rumah dan menaruhnya dalam bagasi mobil, sedangkan Atha menata koper yang mereka bawa. Tidak banyak sih yang membawa koper, hanya para perempuan dan karena laki-laki simple jadi hanya membawa tas ransel.

Didalam mobil Dave, sudah duduk Dyan dibangku penumpang paling belakang dengan Rana. Modus sedikit bolela. Atha duduk dibangku tengah sendiri dan Anya duduk didepan bersama Dave. Sedangkan dimobil Satria, duduklah Satria didepan bersama Bagas, Kayla dan Keyra duduk dibarisan tengah dan si jomblo ngenes duduk berdua dibelakang.

Siblings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang