"Permisi. "
Suara itu. Batin Anya.
Dyan segera menggenggam tangan Anya erat.
Sialan. Bodoh. Mengapa dia kembali? Dasar tak tahu diri. Batin Dyan.
"Bundaaa ayah nakal. " teriak Anya sampai serumah dengar, sambil mengejar ayahnya.
"Uda Ra ayah capek." Rio-ayah Anya dan Dyan duduk dikursi mini bar.
"Makanya Ayah udah tua masih main kejar-kejaran aja sama Ara. " Dila-bunda- menyodorkan segelas air putih.
Rio segera meneguknya sampai habis.
"Makasih Bun. "
"Yang harusnya kejar-kejaran itu Niel sama Ara, lah ini kok malah Ayah sama Ara. "
"Apa sih ngomogin Niel? " Dyan berjalan menuju ke arah mereka dengan muka bantalnya.
"Ih Bang habis bangun tidur ya? Ngiler tuh, dasar jorok. "
"Hah? Masa sih? " jawab Dyan sambil mengelap sudut bibirnya.
Kering tuh, mana ada gue ngiler orang gue kalo tidur etis. Batin Dyan.
Yang lain terkekeh melihat Dyan. Dyan mencabik kesal pada adiknya. Dyan menyadari tabiat adiknya. Jahil.
Dyan langsung berlari ke arah Anya dan menangkapnya, belum sempat Anya berlari jauh tetapi malah sudah ditangkap Dyan dari belakang.
"Nih rasain. " Dyan mengangkat tangan Anya dan menggigitnya.
"Huaaaa Bunda Ayah Bang Niel nakal. " adu Anya sambil mengangkat tangannya.
"Ngaduan orang gitu doang elah. " ledek Dyan.
"Sakit, ini merah Bundaaaa. " rengek Anya dengan mata berkaca-kaca.
Dila melirik tajam kearah Dyan.
"Minta maaf. " suruh Bundanya.
"Gak, gak mau. " Dyan menolak sambil menggelengkan kepalanya.
"Oh, gak mau? " tanya Dila.
"No way! " masih tolak Dyan.
"Do not want to apologize? " tanya Bunda nya lagi.
Mati lah gue, kalo udah pake Bahasa Inggris. Artinya Bunda marah. Batin Dyan.
"Ye- yeah mom. I'm sorry Ara. " ucap Dyan dengan pelan.
"Hmphhhffttttt.... Hahahahaha. " tawa Anya Bunda dan Ayahnya menggelegar.
"You should have seen your face big bro. " ucap Anya sambil memegang perutnya yang sakit karena menertawakan Dyan.
"Shit. " ucap Dyan menahan kekesalannya wajahnya pun memerah.
"Language Niel. " peringat ayahnya.
Wajah Dyan memerah, dia benar-benar kesal saat ini.
"Ouw, how cute my big bro. " Anya mencubit pipi kakaknya dengan gemas.
Cobaan apa lagi ini, pagi-pagi udah diginiin. Miris idup gue. Batin Dyan.
Dyan segera beranjak dari tempatnya dan mengambil segelas air putih. Berharap air putih bisa mengurangi kekesalannya saat ini. Sedangkan yang lain masih tertawa melihat Dyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings✔
Fiksi RemajaDulu kita saling melindungi Dulu kita saling menyayangi Dulu kita saling menjaga Namun sayang hanya kata 'dulu' yang mendominasi. Sekarang berbeda, tak ada lagi kata 'kita', sekarang hanya ada kamu, kamu ya kamu, dan aku ya aku. ⚠Cerita ini asli...