💫10💫

3.7K 174 4
                                    

"Mmmm apa ya?" Anya berpikir sambil mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu.

"Jangan susah-susah." Gagal modus gue anying. Lanjut Atha didalam hati.

"Lo harus beliin gue coklat setiap hari sampe semester depan." Anya menaik turunkan alisnya.

"Oke, kecil itu mah sampe lulus juga bisa." Remeh Atha.

"Beneran?" Tanya Anya.

"Iyalah. " jawab Atha sambil menganggukkan kepalanya.

"Ok kalo gitu satu permintaan lagi." Ucap Anya.

"Gak, gak bisa." Tolak Atha.

"Kan tadi gak ada peraturan cuma boleh minta satu permintaan. Dua dong Tha, pemerintah aja mengusulkan dua lebih baik." Bujuk Anya.

"Lo kira program KB. Gak satu aja cukup." Elak Atha.

"Dua, atau gue bilangin Bang Niel kalo lo ninggalin gue dipinggir jalan terus disuruh pulang sendirian." Ancam Anya.

"Oke. Tapi traktiran coklat lo gak jadi sampe lulus, sampe semester depan aja." Atha mengangkat tangannya tanda menyerah dan Anya tersenyum bangga. Bisa-bisanya gue kalah sama cewek. Lanjut Atha didalam hati.

"Sip. Jadi lo harus..... " Anya sengaja menggantungkan kata-katanya.

"Apaan?" Tanya Atha penasaran.

"Lo harus joget dikantin pas istirahat dan lagunya dangdut." Ucap Anya sambil tersenyum lalu terkekeh geli mendengar permintaannya sendiri.

Atha menggelengkan kepalanya. "Ih gila. Gak mau ah gue."

"Oh yakin gak mau?" Anya hendak bangkit dari tempat duduknya namun tangannya dicekal oleh Atha.

"Iya iya ah." Putus Atha.

"Btw, lo gak takut gemuk dek makan coklat melulu. Ngemil coklat, susu coklat, semua serba coklat." Ucap Bagas.

"Enggak lah ngapain takut gemuk, asal kita bisa jaga badan aja kak. Kita makan banyak tapi juga harus olahraga. Kaya Anya nih, banyak makan tapi tetep body goals." Kata Anya memuji dirinya sendiri dan dibalas dengan wajah ingin muntah oleh Atha.

"Lo olahraga apaan?" Tanya Atha.

"Apa ya? jogging? Yoga?" Jawab Anya.

"Gue kira lo suka olahraga mulut, soalnya mulut lo itu cerewet banget gak bisa diem. Soalnya mulut lo banyakan ngoceh." Ejek Atha. Dan Anya membelalakan matanya.

Bagas segera menimpali sebelum mereka berdebat panjang lebar. "Lo suka yoga?"

"Yeah." Jawab Anya menganggukkan kepalanya.

"Sejak kapan?"

"Entah, mungkin sejak kecil. Gue lupa kapan pastinya gue mulai suka yoga, abang dulu yang ngenalin gue ke olahraga yoga. Katanya sih bisa nenangin pikiran juga bisa bikin badan sehat, ya dan itu terbukti setelah gue coba. Yoga bener-bener bisa buat pikiran gue tenang." Jelas Anya.

Setelah itu mereka larut dalam obrolan sampai lupa waktu. Matahari sedikit lagi benar-benar menenggelamkan dirinya, sedangkan mereka masih asyik mengobrol di cafe Bagas. Apapun mereka obrolkan. Sampai akhirnya Anya mendapatkan pesan dari kakaknya.

Siblings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang