Anya menyandarkan punggungnya diayunan pinggir pantai. Dia memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Huh. Sometimes life is confusing and tiring." gumam Anya lalu menghela nafas.
"But life is fun." ujar seseorang membalas Anya.
Anya kaget dan membuka matanya, menoleh ke sebelah kirinya.
Anya memukul belakang kepala orang itu, "Dasar." desisnya.
"Aww." Atha mengaduh dan mengusap kepalanya.
"Gitu aja sakit." cibir Anya.
Atha menarik tangan Anya lembut, "Renang yuk." ajaknya.
Anya menggeleng pelan, "Enggak ah."
"Ayo, rugi loh Nya masa ke pantai gak renang." bujuk Atha.
Anya menghela nafasnya, "Gue gak bisa renang Atha."
"Gue ajarin." ucap Atha sumringah.
Anya menggeleng kuat-kuat, "Engga ah."
Jujur Anya masih takut dan trauma dengan kejadian saat ia masih kecil dulu. Saat ia akan terseret ombak dan menangis di hamparan pasir dan laut yang menyatu itu. Lagi-lagi kalau liburan ke pantai, paling Anya hanya menikmati keindahan pantai, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus, ataupun bermain dipinggir pantai.
Anya terlonjak kaget ketika tubuhnya sedikit limbung dan sudah berada dipunggung Atha. Anya dengan segera melingkarkan tangannya dileher Atha agar tidak terjengkang kebelakang. Atha sedikit berlari menuju pinggir pantai. Kaki Atha sudah mulai menyentuh air biru itu, sedangkan Anya mengeratkan pelukannya dari belakang pada tubuh Atha.
"Atha, ayo balik aja." lirih Anya namun Atha tidak menghiraukannya dan malah terus berjalan maju.
"Jangan. Balik, ayo balik." ucap Anya ketika Atha menjauh dari pinggir pantai.
Atha terkekeh kecil menganggap itu hanya sebuah candaan, "Ini cuma air Nya."
Anya menaikkan tubuhnya ketika merasakan air laut sudah menyentuh kakinya. Tubuhnya bergetar, dia takut.
"Atha... Hiks... Ayo balik." Anya mulai terisak. Dia sangat ketakutan.
Sekelebat bayangan ketika dia hampir tenggelam di pantai pun terngiang di otaknya, membuatnya pening. Dia teringat kala abang kesayangannya datang menyelamatkannya, bunda cantiknya menenangkannya, dan ayahnya yang gagah itu ikut menenangkannya.
"Ayah... Bunda..." lirih Anya lalu tubuhnya lemas, pandangannya memburam dan digantikan gelap, pegangannya pada tubuh Atha pun mengendur.
Atha yang merasakan tubuh Anya semakin memberat dan tangan yang melingkar pada lehernya terlepas pun kaget. Dia sedikit mengguncang tubuh Anya namun tak ada respon.
"Anya."
"Nya."
"Jangan bercanda, gak lucu."
"Nya, ini dipinggir pantai dan lo pingsan."
"Gak lucu, anjir ah."
Merasa tidak ada respon Atha membawa Anya menjauh dari air. Atha melihat ada Bagas dan Satria yang kebetulan sedang jalan-jalan.
"SAT, GAS."
Bagas dan Satria tidak mendengarnya membuat Atha berdecak kesal.
"SATRIAAA... BAGASSS..." teriak Atha lebih kencang.
Bagas yang merasa namanya disebut pun celingak-celinguk mencari seseorang yang telah memanggilnya. Satria menepuk bahu Bagas.
"Itu yang manggil disana bego." ucap Satria sambil menunjuk Atha, Satria sebenarnya mendengarnya namun pura-pura tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings✔
Novela JuvenilDulu kita saling melindungi Dulu kita saling menyayangi Dulu kita saling menjaga Namun sayang hanya kata 'dulu' yang mendominasi. Sekarang berbeda, tak ada lagi kata 'kita', sekarang hanya ada kamu, kamu ya kamu, dan aku ya aku. ⚠Cerita ini asli...