Epilog

6.6K 234 11
                                    

Laki-laki itu termenung dikamarnya. Air matanya lagi-lagi menetes. Dia merasa sekarang adalah titik terendah dalam hidupnya. Langkahnya terayun mengambil salah satu figura yang ada di nakas. Figura itu berisi foto dirinya, adiknya, Dave, dan ibunya?

Tangan laki-laki iu mencengkram erat figura yang ada ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan laki-laki iu mencengkram erat figura yang ada ditangannya. Air matanya mengalir deras, namun tak ada isakan. Ia melempar figura itu sampai membentur dinding dan pecah.

Dia mengambil foto yang lain, kali ini berisi fotonya dan adiknya saat liburan.

Lihat iris hijaunya, membuatnya rindu saat bagaimana mata itu dulu menatapnya dengan penuh minat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat iris hijaunya, membuatnya rindu saat bagaimana mata itu dulu menatapnya dengan penuh minat. Rambut sepinggangnya yang lembut membuatnya ingin membelainya dengan sayang lagi. Tubuh mungilnya membuatnya ingin memeluknya lagi. Senyumannya membuatnya ingin melihatnya lagi dan lagi.

Dyan memeluk foto itu lalu menghempaskan tubuhnya diranjang, dengan kaki yang menjuntai kebawah. Air matanya belum ingin berhenti. Sekarang diiringi isakan kecil.

Dia menyesal telah menyia-nyiakan waktu yang diberi Tuhan. Dia menyesal pernah membentak adiknya. Dia menyesal pernah menyalahkan adiknya saat situasi sulit.

"Kenapa keadaan jadi begini sih Ra?" lirihnya.

"Maafin abang, hiks. Maaf gak bisa jaga Ara."

Dyan mengusap air matanya kasar dan terduduk dipinggir ranjang saat pintu kamar adiknya terketuk.

Pintu itu terbuka, menampakkan kakaknya.

"Temui dia." ujar laki-laki yang lebih tua.

Sedangkan laki-laki yang lebih muda mengangguk. Meletakkan kembali foto paa tempatnya. Tak perduli foto yang dipecahkan tadi. Lalu dia keluar dari kamar adiknya.

Sedangkan Dave yang sebenarnya tahu apa yang dilakukan adik laki-lakinya tadi hanya bisa menghela nafas. Dia mengerti keadaan sekarang ini.


★★★

Laki-laki itu memeluk seseorang yang terbaring lemah di ranjang. Mencium pipinya, mencoba mencurahkan kasih sayang.

"Terapi ya?"

Gadis yang dipeluk itu mencoba menggelengkan kepalanya.

"Percuma."

Kali ini gantian laki-laki yang memeluk menggeleng, "Gak akan. Ini gak bakal sia-sia. Nanti Ara bisa jalan lagi, main sama Abang lagi. Ini gak akan percuma."

"Biar. Biar Ara gini aja, biar Abang disini sama Ara terus."

Dyan menggenggam tangan adiknya.

"Abang janji bakal disini terus sama Ara. Dalam keadaan apapun, Abang gak akan tinggalin Ara. Ok?"

"Janji?" lirih gadis itu.

Dyan mengangguk antusias. "Jadi, Ara mau kan terapi?"

Gadis itu menganggukkan kepalanya.

★★★


"Jadi?" tanya Dyan.

Atha mendongak, "Mmm... Gue sebenernya itu,"

"Apa?"

Atha menarik nafas dalam sebelum akhirnya berkata, "Utusan ayah lo, buat jaga Anya. Sebelum ayah lo gak ada, beliau secara gak sengaja ketemu gue. Dan minta tolong ke gue buat jagain adik lo. Karena dia merasa akan ada sesuatu yang menyerang hidup kalian. Jadi, gue itu bukan murni siswa pindahan waktu itu."

Dyan memandang lekat Atha yang duduk disofa depannya. Dia menghela nafas kasar.

"Lalu,"

Pandangan Dyan beralih pada Dave yang ada disampingnya.

"Sebenarnya aku dan Atha sudah mengetahui semuanya. Semenjak kecelakaan itu." lanjutnya.

Dyan menggeram, "Lalu kenapa tidak memberi tahu aku sejak dulu!" sembur Dyan kesal.

Dave memicingkan matanya, "Apa kalau kami memberi tahu padamu saat itu kau langsung percaya? Hah?!" balas Dave dengan kesal pula.

"Sudah sudah. sekarang percuma kalau kita bertengkar. Itu tidak akan mengembalikan waktu. Yang terpenting wanita itu sudah mendapatkan balasannya."

Akhirnya kakak beradik itu mengangguk pasrah.

"Tetapi apa penyebabnya ia melakukan itu?" bingung Dyan.

"Dendam." jawab Dave.

"Wanita itu, menganggap Ara penyebab dirinya harus berpisah dengan Uncle Rio. Padahal bukan. Uncle Rio memutuskan bercerai dengan wanita itu karena mengetahui bahwa wanita itu bermain dibelakangnya."

Dyan sungguh terkejut. Bahkan ia yang anaknya sendiri tak mengetahui rahasia sebesar itu.


☆☆☆

Akhirnya cerita ini end. Aku seneng banget;) makasih banyak buat kalian yang udah mau baca cerita ini dan dukung aku. ♥

Walau endingnya gantung, aku bakal jelasin keadaan Anya di bonchap nantinya.

Siblings✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang