Apa ini?
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku melihat keadaan sekitar yang terasa asing. Disana banyak orang yang mengerubungi sebuah kasur rumah sakit dengan isak tangis, suasana berduka menyelimuti keadaan disana.Ku Bunda menangis sambil merangkul sebuah tangan gadis yang terbaring di kasur, begitu pula Ayah yang mengelus kepala Bunda untuk menenangkan Wanita itu.
Kulihat kaki ku tak lagi menapak di tanah, aku melayang. Hal yang aneh, tapi hanya kutanggapi oleh ringisan. Ku melayang mendekati Bunda ingin memeluknya, tapi tubuhku malah menembusnya membuat diriku meringis lagi
Saat mataku menatap pada gadis yang terbaring disana. Itu adalah aku
Tangisan Bunda semakin kencang diikuti dengan yang lain menenangkannya. Aku melayang mundur, tak mengerti semua ini. Kuanggap ini mimpi
Tiba tiba seseorang berjubah hitam dengan sabit besar juga berwarna hitam muncul di depanku. Kepalanya tertutup hoodie milik jubahnya, tapi seringaiannya tetap terlihat
"Tik tok Tik tok. Waktunya pulang, Thalia" ujarnya membuatku hendak menjauh tapi tubuhku serasa dikunci
Muncul sebuah portal di belakangku. Ia berjalan masuk diikuti tubuhku yang serasa terseret masuk kedalam sana
Didalamnya tak seberapa buruk. Keadaannya layaknya di dalam gunung berapi yang siap meledak. Banyak lava disana membuat suasananya beruap panas tapi tak membuatku berkeringat atau haus seperti panas pada umumnya
"Dimana ini?"
Sosok itu berbalik berhadapan denganku "Kau terlalu dini untuk segera pergi. Aku mengirimmu pada tempat ini agar kau bisa memahami apa yang akan terjadi padamu selanjutnya"
"Setidaknya antarkan aku" protesku
Ia menggeleng "Jadilah mandiri, waktuku tidak banyak. Kupastikan kita akan bertemu lagi saat waktunya telah tiba" lalu sosoknya menghilang darisana meninggalkanku sendirian
Aku berjalan mendekati sebuah gedung yang memang satu satunya terlihat disini. Saat sampai, ternyata tempatnya tak seburuk kelihatannya dari jauh. Ada semacam pelindung transparan di atas gedung itu. Ada taman dan fasilitas lainnya layaknya sekolah pada umumnya
"Hai" sapa seseorang membuatku menoleh dan membalas sapaaannya
"Kau baru tiba disini?" kutanggapi dengan anggukan
"Ikut aku" ia menarik tanganku menuju suatu ruangan lalu mengatakan pada seseorang yang duduk di meja disana jikalau aku adalah murid baru yang bibawa oleh Tet
Tet? Siapa dia? Aku tidak kenal. Nama yang konyol - batinku
Ia mengangguk setelah sosok yang duduk disana menjawab lalu menarikku keluar
"Yosh, kita sekelas. Ayo pergi ke kelas"
Lagi lagi ia menarikku menuju sebuah ruangan. Tampak seperti kelas dan banyak anak anak yang sebaya denganku di dalamnya, tampak seperti kelas pada umumnya
Mimpi aneh yang terasa nyata sekali. Mungkin setelah ini aku harus banyak minum air putih dan pergi ke psikolog - Batinku
"Kenapa diam saja? Ayo masuk, kau sebangku denganku saja"
Aku hanya menurut dan tak banyak bicara. Saat seseorang masuk dengan melayang semua duduk dengan tertib pada tempatnya masing masing
*
Sudah 1 atau lebih tepatnya 1 minggu lebih aku berada disini. Ku hanya banyak diam dan menurut apa kata Ina—gadis yang selalu menarikku
"Kau sudah lama berada disini? Kenapa masih saja diam?"
"Ini hanya mimpi. Sebentar lagi berakhir" balasku singkat
"Mimpi katamu?!" balasnya terdengar heboh membuat anak anak lain menoleh lalu mengabaikan kami
"Lantas?"
"Kita ini—" mulut Ina tiba tiba bungkam tak mengeluarkan suara. Tiba tiba diriku melayang dan masuk kedalam sebuah portal tanpa bisa memberontak
Seseorang yang kulihat pertama adalah sosok berjubah hitam yang membawaku kedunia mimpi aneh itu
"Kau lagi?"
Ia mengangguk "Sudah waktunya?"
"Apa?"
"Kau pergi darisini"
"Dari mimpi ini"
"Mimpi katamu?"
Aku mengangguk
Kenapa semua orang terkejut saat aku menganggap semua ini hanya sebatas mimpi? - Batinku heran
Ia terkekeh lalu lama lama kekehan itu menjadi gelak tawa yang tak indah. Tawa itu jahat
"Kau naif. Jangan anggap apa yang kau lalui akhir akhir ini adalah mimpi. Ini semua nyata, Fakta bahwa aku membawamu kesini nyata bukan mimpi. Fakta bahwa kau dengan mudahnya melayang dan menembus adalah nyata bukan mimpi belaka"
Aku terbelalak mendengar pernyataan darinya. Seakan pikiranku terhempas pada dunia lain
"Lalu, aku dimana sekarang?" Tanyaku dengan nada lemah menunduk lemas
"Intinya, kau tidak berada di dunianya lagi. Atau selamanya, setelah ku akhiri kau akan tenang disisinya"
"Hah?"
Jantungku terasa dipenggal. Padahal ia tak melakukan apa apa hanya menyeringai tajam sambil menatapku yang tersiksa memegangi jantungku
Saat aku tergeletak lemah disana. Ia mencondongkan badannya menatapku
"Satu hal lagi. Perkenalkan aku adalah Tet, seorang malaikat pencabut nyawa yang diutus Tuhan. Kau akan mati setelah ini, Thalia."
Ia mengecup keningku membuatku heran "Dari sekian banyak manusia yang kucabut nyawanya. Hanya engkau yang membuatku tertarik. Tidurlah, bahagialah disana disisinya karena kau bukan lagi bagian dari duniamu"
Pandangan memudar, mataku perlahan mengatup. Tapi sebuah senyum manisku tertarik, aku meninggalkan dunia ini dengan tersenyun pada Tet
Setidaknya aku mati meninggalkan sebuah senyum dan kenangan yang tidak bisa dikatakan indah bersama Tet. Sang malaikat pencabut nyawa favoritku.
End...
By: NancyRivana
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Short Story
Random... Kumpulan cerpen yang dibuat oleh para member FOS. Semoga kalian menikmati hasil karya kami ini. *Dilarang keras plagiat semua karya yang ada di sini.* Ps: Harap tinggalkan jejak vote dan coment setelah membaca. Terimakasih ^^ Ada yang perlu dik...