Kau Terindah

32 13 0
                                    

Kau hadir disaat kau tau aku membutuhkan teman, kau tak hanya hadir dan sejenak singgah, kau memilih untuk tinggal. Terima kasih.

Kemudian kau ijin padaku untuk pulang sejenak, aku mengiyakan agar kau bisa mencari pengalaman hidup baru.

Kau datang lagi, membawakan ku cerita tadi dan menularkan tawamu padaku, sejenak kulupakan pengalaman jahat dulu. Harapku pengalaman jahat itu malu dan memilih pergi. Malu karena cerita lucumu dan pergi karna tak dianggap. Terimakasih lagi.

Malam tiba, kita berdua duduk diteras atas menikmati langit dan aroma malam. Kau berkata
“Kenapa tak hujan ya?” katanya.

“Memang kenapa?” tanyaku balik.

“Jika kalau saja hujan malam ini, esok dan seterusnya dapat direncanakan setiap orang, akan aku rencanakan hujan setiap malam, tujuan adalah agar kita dapat bersama lebih lama daripada malam tanpa hujan” jawabnya.

“Kalau kau tak hadir disini bagaimana” tanyaku sambil mengucek mata.

“Pasti hadir kan sudah kurencanakan kapan akan hujan” jawabnya.

“Kan kamu bukan Tuhan” kataku.

“Aku berdoa supaya hujan” jawabnya.
Aku gembira saat itu.

Paginya, kau pergi sejenak katanya mau menyayangi adiknya juga dirumah. Aku mengiyakan dari perkataan ibuku. Tak tau mengapa pembuat pengalaman jahat itu tiba-tiba datang dan berusaha tak mau hanya datang saja. Aku menyambutnya, dia berkata ingin bersama lagi. Aku tersenyum dan berkata “Tak usah ya, aku tak mau buatmu kecewa”.

“Bukan, aku yang kecewa karena berbuat jahat padamu”katanya

“Sudah ya, aku ingin sendiri” kataku.

“Iya, maaf” katanya, Dia pergi.

Kau datang Sore harinya, membawa penghangat. Katanya buat jaga-jaga aja. Dia membawakan dua bungkus kopi “Agar tak mengantuk” katanya.

“Malam ini mau apa” tanyaku.

“Satu, menghitung bintang dikertas langit.                                                                                                                                        Dua, Bertaruh kekuatan dari serangan nyamuk.                                                                                                     Tiga, Mengalah dan harus menjaga malam bersama nyamuk” katanya.

“Takut” kataku.

“Takut kalah?”  jawabnya.

“Takut kamu kalah” kataku.

“Hahaha, tenang saja tak usah khawatir bukan aku yang kalah atau kamu yang kalah, aku mau mengalah untukmu “ jawabnya.

Aku terdiam.
Lalu dia berkata lagi  “Kalau kantuk datang bilang ya, akan kupastikan kau tidur dulu, kuceritakan cerita sebagai pengantarma tidurmu” katanya.

“Aku tak bisa tidur jika ada keramaian” kataku.

“Yasudah aku akan diam disebelahmu dan akan hadir dimimpimu” jawab dia.

Malam itu aku mersakan pertama kali hangatnya pelukan suasana malam yang diciptakan olehmu. Sungguh aku tak mau pagi datang.

Sungguh kehilangan permata sepertimu aku tak mampu lagi, walau aku ingat kejahatan mu saat kau sejenak meninggalkan ku tanpa jejak. Tapi aku selalu berdoa pada Tuhan semoga kau bisa selalu berada di sampingku menemaniku saat suka maupun duka, jangan pergi lagi.

By: suciwlndr_

Our Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang