Story of Mikaela

40 7 0
                                    


Nama:SNA
Akun wp: SNA973
Judul Cerpen: story of mikaela

Aku menyusuri hamparan rumput ilalang yang setinggi pinggangku. Di kejauhan bisa aku lihat pohon besar yang rindang berdiri sendirian ditengah lebatnya padang ilalang. Aku tidak mengerti kenapa aku berlari kearah pohon itu, samar-samar suara nyayian merdu melintas di telingaku. Memberikan kesan tenang saat mendengarnya. Semakin mendekat suara itu semakin terdengar jelas. Sebelum diganggu oleh suara yang  memekak telinga.

"Mikaela bangun! Berapa kali ibu harus berteriak agar membuatmu bangun?"

Hoam...
Aku langsung bangun dan beranjak turun dari tempat tidurku. Aku berjalan gontai menuju ruang makan dengan mata masih mengantuk.

"Mentang-mentang hari libur, jadi bisa bangun siang ya."ujar sebuah suara yang terdengar mengejek.  

"Apa masalahnya? Ini hari libur, dimana aku bisa melakukan hal yg gak bisa aku lakukan dihari-hari lainnya."

"Heh,sudah sudah. Pagi-pagi kok sudah bertengkar."

"Cih,kan dia yang mulai duluan." desisku.

"Heh,sudah sudah. Ayo kita sarapan, setelah ini kita akan pergi kerumah nenek."

Aku langsung tersedak mendengarnya.  

"Ke rumah nenek? Haruskah hari ini bu."

"Harus Mika, kamu juga jarang pergi kerumah nenek."

"Dan lagi pula hari ini aku ada meeting jadi tidak bisa pergi kerumah nenek. Bersenang-senanglah Mika."ujar kak Alfred sembari mengacak-acak rambutku.

Huh, kenapa harus hari ini sih? Padahal Vita mengajakku nonton, aku harus memberi Tahunya jika acara ini batal. 

***
Diperjalanan perasaanku selalu gelisah dan khawatir, entah apa yang membuatku seperti ini tapi firasatku sangat buruk tentang perjalanan ini. Aku mencoba mengindahkan segala firasat buruk itu dengan melihat pemandangan sekitar, tapi sayang sekali sejauh mata memandang hanya ada pohon hijau yang kurang menarik.

Hingga kusadari ada truk berwarna merah yang melaju tidak jauh dari kami. Dikarenakan jalan yang sempit, badan truk sesekali menggores mobil yang kami tumpangi. Aku memekik keras saat mobil kami oleng dan ayah kehilangan kendali akibatnya mobil menabrak pohon. Pandanganku menggelap, hal terakhir yg bisa aku dengar adalah orang-orang berteriak heboh disekitar kami.

***
Aku terbangun disebuah tempat berwarna putih, tanpa Jendela dan pintu. Hanya sebuah ruang kosong berwarna putih. Samar-samar aku mendengar suara orang-orang yang memanggilku dan terus mengatakan

'Bertahanlah nak, bertahanlah!'

Lalu ada yang berbisik

'Jika kau ingin terbangun didunia sana, maka tutuplah matamu.'

Aku menutup mataku sesuai instruksinya dan terbangun disebuah ruangan yang dikelilingi orang berbaju hijau bermasker. Baru kusadari jika aku ada disebuah rumah sakit. Melihatku membuka mata seseorang berujar.

"Dia selamat!"

Banyak pasang mata menatapku dengan tidak percaya, seseorang menghampiriku dengan menangis tersedu-sedu.

"Oh,Mika untung kau selamat!"

"Ne...nenek, dimana ayah? Dimana ibu?"

"Mereka...mereka telah meninggal Mika."pandangan nenek berubah sendu.

Tangisku pecah seketika, siapa sangka firasat burukku ternyata benar.

"TIDAK, MEREKA TIDAK MUNGKIN MENINGGAL NEK! TIDAK MUNGKIN!" Teriakku sembari menangis.

Our Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang