Judul : Aku
Karya : Saufa Yuthika.Bunyi dentingan jarum jam perlahan tapi pasti mulai membangunkanku. Kali ini aku terbangun tidak dengan alarm yang biasa membangunkanku. Aku mulai melangkahkan kaki ke arah kamar mandi yang ku akui, benda yang berada di dalam sana tidak ingin sekali ku sentuh. Dia Air.
Tapi, Benda ini yang paling setia bersamaku, dia yang bisa menutupi kesedihanku. Seperti Air yang turun dikala senja menyapa. Saat mendung disertai suara gemuruh yang menghiasi hati ini. Jatuhnya benda yang dinamakan air hujan ini. Disertai deraian air yang mengalir di wajahku.
Sekarang selesai sudah aku bersana teman setiaku. Baju seragam yang kali ini ku kenakan memang sudah usang. Berhubung denganku yang sekarang menginjak kelas 3 SMP. Tak heran pula jika sekrang aku sibuk dengan berbagai urusan antara hidup dan mati. Daripada bergumam tidak jelas di dalam hati lebih baik ku ajak kalian ke sekolah ku yang hanya berjarak 100 meter dari rumah tua ini.
Sesampai di sekolah.
"Hei... Aku Pinjem soal tugas kemaren dong,, yang latihan Ujian Nasional,, Belum selesai nih!!"
"Enak aja!! Bikin sendiri!!"
"Ih,, pelit lu,,"
"Terserah!!"
Kelasku memang ribut, sangat ribut. Semua yang ada di dalamnya Nakal. Semuanya. Ada yang tukang Bully, Raja berantem, Ratu Kaya, Perokok, Pelanggar peraturan, dan lain lain. Bayangkan saja di dalamnnya berisi Bad Boy dan Bad Girls.
"Eh,, Jadi keinget dia nih!" Salah satu temanku membuat semua hening. Namanya Genta si Raja Bully.
"Jangan ngingetin lo!!" Gadis dengan bibir yang diberi pelembab itu malah marah.
"Kalian ngak merasa bersalah??" Tanya seorang lagi,, namanya Syifa gadis cantik namun sayangnya Perokok.
"Udahlah,, Kalian jangan ngungkit deh,, entar kita yang kena tuduhh!!" Roy cowok Tampan tapi Playboy.
"Tapi gue selalu ingat dia itu anak yang baik dan ya selalu ngasih kita contekan!!" Dinda disudut sana terlihat sendu dengan wajah menyesal.
Semuanya terdiam. Termasuk aku sendiri yang sedari tadi mendengarkan. Terlihat wajah wajah bersalah di Paras Cantik dan Ganteng mereka. Berbeda denganku yang selalu terlihat sendu, jelek, dengan kaca mata besar dan tebal.
"Kita dulu yang sering bully dia..." Salah satu cewek disana sedikit maneteskan air mata.
Aku terbawa. Namun tetap diam dengan mata yang mulai berkaca kaca.
"Ja... jangan ngingetin lagi.. gue ngerasa bersalah karna gue yang selalu membully dia dengan ngatain Anak tak Beribu.." Tangis Sri pecah.
"Jangan , jangan diinget.. Gue dulu juga udah beberapa kali menusukkan rokok dengan ujung yang masih hidup ke tangan dia.." Deni kembali mengingat perbuatan yang ia lakukan.
"Gue juga udah Motong rambut dia acak acakan..." Gadis yang memakai pelembab bibir bernama Ami itu menangis.
"Ka.. kalian jangan buat masalah makin ruyem,, dia itu sudah mati!!" Bima yang memiliki suara tegas berbicara.
Sementara beberapa anak ada yang menangis. Aku hanya berkaca kaca melihat perdebatan mereka. Tanpa mengeluarkan suara. Memang ini adalah rahasia kelas kami yang selama ini ditutupi. Jauh dari kata damai.
"Ingat? dia itu bunuh diri,, bukan karna kita!" Bima kembali menambahkan.
"Tapi, itu semua karna kita sering bully dan ngerjain anak culun itu kan??"Kembali terdengar suara tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Short Story
Random... Kumpulan cerpen yang dibuat oleh para member FOS. Semoga kalian menikmati hasil karya kami ini. *Dilarang keras plagiat semua karya yang ada di sini.* Ps: Harap tinggalkan jejak vote dan coment setelah membaca. Terimakasih ^^ Ada yang perlu dik...