"Working hard is important, but there's something that matters even more: believing in yourself."
- Harry Potter -
Setelah makan malam, murid-murid kembali ke asrama masing-masing. Ada yang langsung bergelut dalam selimut, ada yang mengejarkan tugas dulu, ada yang masih bercengkrama dengan temannya, dan yang lainnya.
Lelaki berambut pirang itu sendiri sedang berjalan menuju Rumah Sakit, tentunya sendirian dan sedikit diam-diam. Malfoy bisa melihat jika Irish masih pingsan, jubah Gryffindor-nya sudah di lepas dan diletakkan di atas nakas.
Ia berdiri di samping brankar gadis itu. "Helena..." Malfoy menggenggam tangan Irish yang terasa sangat dingin. "Andaikan keadaan tidak sesulit ini," lirih Malfoy pelan.
Lelaki itu sangat kaget ketika tangan Irish balas menggenggam tangannya tanpa diduga. Namun kemudian, ia tersenyum ketika merasakan kehangatan dalam genggaman itu. Mata Irish terbuka beberapa detik kemudian, dan pandangannya langsung menangkap wajah Malfoy yang tersenyum.
"Malfoy, kaukah itu?" Irish terdengar lemah.
"Madam Pomfrey! Dia sudah bangun!"
Malfoy melepaskan genggamannya ketika Madam Pomfrey datang dan menyuruhnya menggeser.
"Nona cantik, ini diminum dulu." Wanita itu menyerahkan secangkir minuman hangat dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membantu tubuh Irish untuk bersender pada dinding.
"Ma..makasih, Madam," ujar Irish dengan suara parau, ia meletakkan kembali cangkir itu di atas nakas.
"Tentu saja, Sayang. Apa yang terjadi denganmu? Maksudku, penyebabmu pingsan?" Madam Pomfrey terlihat sangat penasaran.
Irish yang mendengar itu terlihat bingung dan gelagapan, bibirnya yang pucat tidak sekering tadi karena sudah minum."Biarkan dia bernafas dulu, Madam." Malfoy menyela dan berdiri di samping Madam Pomfrey yang kini manggut-manggut.
"Baiklah. Kau jaga dia baik-baik, ya!" pesannya pada Malfoy sebelum akhirnya berlalu, meninggalkan Irish dan Malfoy berdua. Malfoy menanggapi ucapan Madam Pomfrey dengan mengancungkan jempolnya, kemudian ia duduk di kursi yang tersedia di samping brankar Irish.
"Kau yang membawaku kesini?" Irish membuka suara.
Malfoy menggeleng pelan. "Aku yang menemukanmu pingsan di Menara Barat. Tapi Longbottom yang membawamu kesini."
Irish ber-oh sedikit kecewa ketika mendengar itu, karena harapannya tidak sesuai dengan realita, memang seharusnya ia tidak berharap dari awal. "Malfoy, apa mereka tahu tentang keadaanku?"
Dahi Malfoy mengernyit. "Mereka, siapa?"
"Teman-temanku. Harry, Ron, Hermione, dan yang lainnya mungkin?"
Malfoy terdiam sejenak, kemudian mengedikkan bahunya. "Tidak tahu."
Mendengar itu, Irish hanya bisa diam, begitu pula dengan Malfoy. Tidak ada percakapan lagi setelah itu, suasana sangat sunyi. Hingga Irish menyibak selimutnya dan hendak beranjak.
"Kau mau kemana?" Malfoy reflek saja berdiri dan menahan pundak Irish.
Gadis itu mengedikkan bahunya. "Kurasa Astronomy Tower, aku membutuhkan udara segar."
"Kau baru saja bangun, dan ingin kesana sendirian? Lebih baik kau istirahat dul—"
"Kalau begitu pegang tanganku, agar aku tidak terjatuh saat disana." Irish memotong ucapan Malfoy dengan kalimat yang sedikit ganjil. Terjadi keheningan dan kecanggungan setelah itu, Irish sedikit takut menunggu reaksi Malfoy selanjutnya. "Tidak, aku tidak memaksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Choice | Draco Malfoy
FanfictionDi Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malfoy selalu berusaha mempertahankan hubungan, sampai akhirnya mereka paham bahwa mereka tak punya pili...