"Master has given Dobby a sock. Master has presented Dobby with clothes. Dobby is free!"
- Dobby -
Hari demi hari dan bulan demi bulan silih berganti. Mendekam di dalam Ruangan Bawah Tanah merupakan pengalaman terburuk bagi Irish. Walau orang-orang disana (baca : Pelahap Maut) masih memberikan mereka bertiga (Irish, Tn. Ollivanders, goblin) makanan dan minuman yang layak selama 2 kali sehari.
Draco Malfoy tak pernah lagi mengunjungi Irish. Terakhir kali ketika lusa setelah Irish dibawa ke rapat Pelahap Maut, Malfoy datang padanya dengan mengendap-endap dan memberitahu jika Voldemort mengubah rencananya. Irish hampir tak bisa berkata-kata lagi, sepergian Malfoy, ia menangis di samping jendela yang rendah itu. Hingga akhirnya ia tertidur sendiri.
Ia bukan menangis karena ketakutan akan kejahatan yang dilakukan padanya. Ia takut jika ibunya akan terkena dampak juga, terakhir kali saja Bellatrix memberitahu bahwa dementor telah merusak restoran, lalu bagaimana reaksi ibunya ketika pulang dan tak mendapati dirinya dimana pun? Irish juga cemas memikirkan Harry.
Hingga di suatu siang yang sama kelamnya dengan malam hari kalau kalian berada di Ruang Bawah Tanah, jeruji terbuka setelah 2 hari yang lalu saat mereka diberi makanan. Ada kurungan baru, bathin Irish menebak. Lalu terdengar jeruji besi ditutup kembali. Karena Irish berada paling belakang di Ruang Bawah Tanah yang luas itu, samar-samar ia mendengar suara orang berbicara.
Irish memberanikan dirinya untuk melihat siapa teman barunya di Ruang Bawah Tanah ini. Mata perempuan itu terbelalak, namun hatinya menghangat melihat siapa gerangan yang sedang mengobrol. "Ron? Harry?"
Benar saja, dua orang lelaki menoleh padanya. Ada Ronald Weasley dengan rambut merahnya yang khas dan satu laki-laki lagi yang mukanya hancur namun Irish tetap bisa mengenali jika itu Harry Potter. Ron menghidupkan Deluminatornya hingga suasana terang, mereka terbelalak melihat Irish. Irish tersenyum dan berlari ke arah mereka dan memeluk keduanya.
"A...apa yang terjadi denganmu?" tanya Irish saat melihat wajah Harry dari dekat.
"Kami yang harusnya bertanya, apa yang kau lakukan disini?" Harry menangkup wajah Irish yang tak terurus lagi.
"Jangan sekarang, kita harus memikirkan cara untuk keluar darisini dan mengalahkan dia. Dan, tunggu, dimana Hermione?" Irish baru menyadari ada yang kurang, ia melihat ekspresi emosi dan memelas di wajah Ronald ketika mendengar pertanyaan barusan.
"Kami berdua disuruh kesini, dan ia di atas bersama si iblis." Ron memalingkan wajahnya.
"Apa saja yang mereka lakukan padamu, Irish?" tuntur Harry lagi. Ia benar-benar syok melihat keadaan sahabat perempuannya kini.
"Tidak parah. Hanya menjabak, menampar, dan melemparkanku," sindir Irish.
"AAAAA!!!"
Mereka bertiga bertatapan cemas mendengar suara teriakan milik Hermione Granger.
"Kita harus melakukan sesuatu!"
"Tak ada jalan keluar darisini. Kita sudah mencoba semuanya, tempat ini dimantrai," sahut Ollivanders.
Harry Potter menunduk, mengangkat kaos kakinya dan mengambil sebuah benda yang tak lain adalah potongan kaca pecah. Ia menghadapkan kaca itu ke wajahnya seraya berkata, "Tolong kami." Suaranya bergetar dan menuntut.
Disaat yang bersamaan terdengar derap langkah kaki dari tangga. Ron mematikan Deluminatornya dan Harry menyimpan kacanya. Ternyata itu adalah Peter Pettigrew, Ron langsung berdiri di depan laki-laki itu dengan geram. "Lepaskan dia!" pekik Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Choice | Draco Malfoy
FanfictionDi Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malfoy selalu berusaha mempertahankan hubungan, sampai akhirnya mereka paham bahwa mereka tak punya pili...