"Where's the fun without a bit of risk?"
- Fred dan George Weasley -Hari-hari yang ditunggu telah tiba. Festival Hogwarts sudah dibuka!
Semua murid menggunakan pakaian bebas. Kecuali yang menjadi penjual di bazar, mereka menggunakan seragam dengan lambang asrama masing-masing. Viaduct Coutyard sangat penuh dengan meja berjajaran dan apa-apa saja yang mereka jual. Sangat beragam, sehingga suasana terlihat berwarna-warni. Kebisingan ada dimana-mana, suara ributnya akan lenyap ketika kalian benar-benar masuk ke dalam asrama.
Karena Viaduct Coutyard benar-benar menghadap terpaan sinar matahari, maka para professor mendirikan tenda teduh disana. Dan dikarenakan Viaduct Coutyard sangat luas, maka di bagi menjadi dua bagian. Sisi kiri untuk bazar, dan di sisi kanan adalah meja-meja untuk para pembeli yang ingin menghabiskan waktu disana.
Hampir semua murid berada di luar asrama untuk menikmati keadaan yang baru pertama kali ada di Hogwarts ini. Kecuali seseorang, laki-laki berpakaian formal jaz dan celana hitam—sedang berdiri di Astronomy Tower sendirian. Tangannya bertumpu pada pegangan balkon, tatapannya mengarah pada langit.
Pada hari-hari kemarin, untuk sejenak Malfoy berhasil melupakan tentang tugas dari Kau-Tahu-Siapa. Namun sialnya Professor Snape mengingatkan pada dia tentang itu, disertai larangan untuk berdekatan dengan Irish. Itu berhasil membawa efek samping dengan menjadi beban untuknya.
"Draco..."
Yang dipanggil menoleh ke belakang, asal sumber suara. Seperti yang mereka sudah janjikan malam tadi sesudah makan malam, Irish dan Malfoy bertemu di Astronomy Tower saat bazar dibuka. Malfoy rasa itu waktu yang aman, karena ketiga teman Irish pasti sedang sibuk di bazar tersebut.
"Irish." Malfoy menyambut lembut tangan Irish, kemudian membawa gadis itu untuk berdiri di sampingnya. Wajah Irish memerah melihat tindakan kecil yang dilakukan Malfoy itu. Tindakan kecil yang mungkin akan terus terbawa dalam mimpinya untuk malam-malam setelah ini.
"Wajahmu, kenapa?" tanya Malfoy saat melihat ada yang aneh pada wajah Irish. Biasanya dia selalu peka jika itu blushing, namun pikiran Malfoy kali ini sedikit blank.
"A...ah, tidak apa-apa." Irish berusaha menyembunyikan tawanya melihat ketidakpekaan Malfoy.
"Kau sakit?" Laki-laki dengan rambut pirang platinum itu menangkup wajah Irish dengan kedua tangannya, tubuhnya sedikit ia bungkukan karena tinggi mereka yang berbeda.
Irish memegang kedua tangan Malfoy yang bertengger di wajahnya sambil menggeleng-geleng pelan, ia menurunkan kedua tangan kekar itu. "Sepertinya kau yang sakit, Draco."
Namun ternyata, Malfoy lebih heran lagi. Seolah mengerti dengan pikiran Malfoy, Irish berkata, "Kau sedikit berbeda beberapa hari belakangan ini. Terlihat seperti..." Irish merasa ragu saat menatap mata kelabu Malfoy. "Lebih pendiam, dan lebih sering sendirian."
Awalnya wajah Malfoy terlihat bingung ingin menjawab apa, namun buru-buru ia terkekeh pelan dan mencari alasan. Laki-laki itu memasukkan tangan kanannya pada saku celananya, kemudian mendekat pada Irish. "Bagaimana jika kubilang, aku sedang berusaha berubah jadi lebih baik lagi? Demi dirimu..." Malfoy tersenyum samar.
Lagi dan lagi semburat merah menguasi wajah Irish. Gadis itu terkekeh pelan dan spontan memeluk Malfoy.
Malfoy tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Irish. "Sepertinya sekarang kau mempunyai hobi baru,"
"Apa?" Irish mendongak melihat wajah Malfoy yang masih dalam dekapannya.
"Memelukku." Malfoy menaikkan satu alisnya, menggoda Irish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Choice | Draco Malfoy
FanfictionDi Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malfoy selalu berusaha mempertahankan hubungan, sampai akhirnya mereka paham bahwa mereka tak punya pili...