Bab 26

3K 413 37
                                    

"To the well-organized mind, death is but the next great adventure."

- Albus Dumbledore -

Irish dan Dean Thomas mengikuti Remus Lupin dan Kingsley ke kastil bagian lain yang sedikit tinggi dari bagian lainnya. Remus dan Kingsley berjalan melewati jembatan gantung kecil dan berdiri di depan balkon, sedangkan Irish dan Dean Thomas tetap berada di pinggir jembatan menatap mereka—lebih tepatnya menatap keadaan Hogwarts yang parah.

"Bloody hell," umpat Irish melihat pelindung Hogwarts semakin melemah, tandanya semua Pelahap Maut berhasil melemparkan berbagai mantra.

"Beritahu Professor McGonagall bahwa aku dan Remus akan menangani kastil di bagian ini," titah Kingsley.

"Ya, Sir!" jawab Dean Thomas.

Namun melihat apa yang terjadi, Kingsley meralat ucapannya. "Hei Dean, setelah kupikir lagi, beritahu Professor McGonagall, kita perlu bantuan satu atau dua disini."

Dean dan Irish bertatapan, mengangguk lalu berlari untuk mencari bantuan. Mereka memanggil Tonks dan Arthur Weasley. Lalu Irish berdiri di samping Professor McGonagall, keduanya menatap cemas keadaan pelindung Hogwarts yang semakin kacau dan lemah. Sudah jelas Voldemort melempar suatu mantra hingga jadi seperti ini.

Yang selanjutnya terjadi benar-benar lebih buruk dari sebelumnya. Semua Pelahap Maut dan senjata-senjata mereka masuk menyerang Hogwarts. Para Raksasa membunuh baju zirah, begitu pula sebaliknya. Dementor-dementor melayang dan menyerang. Semburan api menerpa Hogwarts hingga beberapa bangunan runtuh.

"Semuanya, masuk ke dalam! Berlindung!" teriak Professor McGonagall.

Irish yang melihat itu juga tak kalah takut, keberaniannya sedikit memudar. Ia masuk ke dalam asrama dan berlarian tanpa arah, seperti murid-murid yang lain. Namun bedanya, murid-murid yang lain mencari tempat perlindungan, tapi Irish berusaha mencari ketiga temannya yang belum ia temui sejak berpisah di aula besar tadi.

PRAANGG!!!

Dalam pencariannya, Irish terlonjak kaget mendengar suara pecahan kaca. Ia sedang berada di sebuah koridor atas yang masih bersih dan terang dari serangan Pelahap Maut. Namun bunyi pecahan tadi sudah memberitahu bahwa ada yang datang. Irish mengintip dari balik tembok dan melihat siapa, matanya terbelalak melihat Greyback sedang menghisap leher salah satu murid Hogwarts di samping jendela.

"Yang benar saja!" Irish keluar dari persembunyiannya. "Stupefy!" ucap Irish sebelum Greyback berbuat lebih banyak, manusia serigala itu terpental jatuh dari jendela.

Lalu Irish kembali berlari mencari ketiga temannya, suasana rumit membuat ia susah menemukan mereka. Tiba-tiba, Irish mendengar suara ledakan dan teriakan heboh. Gadis itu buru-buru melihat dari balkon yang ada di koridor, ia terbelalak melihat para Pelahap Maut sudah memasukki asrama. Tak ada waktu untuk mencari ketiga temannya, Irish menuruni tangga untuk ikut bertempur di halaman depan.

"Expelliarmus!" rapal Irish ketika ia sampai di halaman dan yang pertama kali ia lihat adalah Alecto Carrow menyerang Luna Lovegood.

"Thanks, Irish! Kuras—Stupefy! Kurasa Harry ada di Ruang Keb—"

"Obliviate! Astaga, aku tak tahu mengapa mantra itu yang aku ucapkan. Terimakasih, Luna, aku pergi dulu!" Irish masuk lagi ke dalam asrama, tak mudah untuk ia naik ke atas. Ada banyak Pelahap Maut sialan yang ia temui selama perjalanan. Namun kalung itu membuat ia mudah menyerang.

Suasana sudah sepi di koridor Ruang Kebutuhan, namun runtuhan-runtuhan temboknya tak pelak terlihat sangat hancur. Irish berlari cepat untuk sampai di Ruang Kebutuhan. Hingga tiba-tiba...

Without Choice | Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang