Bab 4

4.5K 630 144
                                    

"Wit beyond measure is a man's greatest treasure."

- Luna Lovegood -

Pelajaran Herbology kali ini mengenai tanaman Dittany, salah satu tanaman ajaib yang digunakan dalam pembuatan ramuan dan digunakan untuk penyembuhan luka. Semua murid berdecak takjub melihat tanaman langka bercairan coklat itu, tak terkecuali Irish yang berusaha merekam di memori apapun yang dikatakan oleh Madam Sprout di depan sana.

"Ada yang tau Dittany dari bahan ramuan apa?" Mata madam Sprout menelusuri setiap anak muridnya, berharap ada yang mengangkat tangan dan menjawab dengan benar. Senyuman terukir di wajahnya ketika seorang siswa mengangkat tangan dengan percaya diri. "Ya, Irish?"

"Irisan Dittany juga merupakan salah satu bahan ramuan Wiggenweld Potion. Dittany juga dikenal dengan nama Burning Bush," jelas Irish.

"Ada yang tau mengapa demikian?" Madam Sprout memberi kesempatan lagi pada murid-muridnya yang lain.

Seorang perempuan yang lain mengangkat tangan. Sebut saja Padma Patil. "Karena dapat menghilangkan uap yang mudah terbakar."

"Bagus. 5 point untuk Gryffindor dan Ravenclaw!"

Hingga akhirnya waktu pelajaran Herbology habis. Diakhiri dengan tugas dari Madam Sprout berupa; menulis cara-cara Muggle menanam dan memanfaatkan tanaman mereka.

Disaat Irish baru saja melangkahkan kakinya keluar dari Greenhouse, seseorang berlari menyeimbangkan posisinya di sebelah Irish. Tanpa perlu menoleh, Irish sudah tahu siapa gerangan. Ia bisa merasakan aromanya yang sangat khas.

"Hey, Harry," sapa Irish tanpa menoleh pada laki-laki di sampingnya itu.

"Irish, kau mau ke Central Park, ya?" Mata Harry menyipit dibuat silaunya sinar matahari.

"Ya."

"Aku ikut ya?" pinta Harry agar dia mempunyai teman selama disana, rasanya tidak enak saja sendirian di Central Park setelah sekian lama tidak berkunjung kesitu. Niat Harry ingin mengerjakan tugas dari Madam Sprout sekarang juga, dan ia memilih suasana outdoor untuk saat ini.

"Terserah."

Untuk sesaat dahi Harry mengernyit melihat Irish bersifat dingin padanya. "Kau ini kenapa?" Harry yang terus menatap Irish, sedangkan pandangan gadis itu terus ke depan seakan tak sudi melihat wajah Harry.

"Menurutmu?" tukas Irish dengan dagu sedikit terangkat.

"Marah?" tetka Harry.

Mendadak saja Irish menghentikan langkahnya dan berbalik hingga ia berhadapan dengan Harry. Mau tak mau lelaki itu mengikuti apa yang dilakukan Irish.

"Kau ini sangat tidak peka!" Irish menjitak pelan kepala Harry. Kemudian ia melanjutkan jalannya.

"Sumpah, aku tidak mengerti maksudmu." Harry berusaha menyamakan langkahnya dengan Irish yang berjalan cepat.

Untuk sesaat Irish hanya diam dan terus berjalan. Hingga akhirnya ia menggumamkan sebuah nama.

"Malfoy."

Mendengar itu, Harry menghela nafas pelan. Mereka berdua sudah sampai di Central Park dan kini duduk berhadapan, Irish membuka bukunya dan Harry masih melihat Irish—ingin menyelesaikan masalah tak jelas ini.

"Listen..." Harry memukul meja agar Irish melihatnya. "Aku terlalu cemas padamu waktu itu, tidakkah kau mengerti?"

"Kau membuatku malu," balas Irish yang pandangannya tetap pada buku—walau ia tak sepenuhnya fokus membaca.

Without Choice | Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang