Play Now :
"Beauty And The Beast"
- Ariana Grande ft. John Legend -"You look so beautiful!"
"I dont think so..."
Daritadi Hermione dan Parvati tak turut mengalihkan pandangan mereka dari Irish yang terlihat sangat cantik malam ini. Untuk pertama kalinya di Hogwarts, Irish tidak mengikat rambutnya. Melainkan dirias dengan model hair bow dan balutan gaun periwinkle-pink, serta lengan tangan yang pendek.
Sejak awal selesai di dandan, gadis itu terus menggigit bibirnya yang menggunakan liptint peach—bawaan gugup. Hermione dan Parvati memaksanya daritadi untuk keluar dari kamar dan menunggu di Ruang Rekreasi, namun Irish memohon untuk penambahan waktu. Ia sangat tidak percaya diri bergaya seperti ini, ia rasa dirinya akan menjadi yang terburuk malam ini.
Irish yang tengah menatap langit malam dari jendela kamarnya, menoleh ketika merasakan kehadiran seseorang. Ia melihat Hermione yang tak kalah anggun sedang tersenyum padanya sambil menyodorkan sebuah rangkaian bunga. Mata Irish terbelalak, darimana ia mendapatkan hadiah dari Malfoy itu?
"Da...darimana kau men—"
"Terjatuh dari nakasmu, barusan tadi. Mungkin Malfoy ingin kau menggunakan ini." Hermione menyerahkan rangkain bunga itu pada empunya.
Namun Irish menggeleng dan menatap ke jendela lagi. "Tidak, aku akan sangat buruk."
"Irish, sungguh, kau sangat cantik!" geram Parvati ikutan duduk di dekat Hermione dan Irish.
"Baik jika kau tak ingin menggunakan ini." Hermione mengambil lagi benda yang menurutnya indah itu dari tangan Irish. "Tapi, kita harus pergi sekarang, bukan? Lebih baik cepat sebelum aula besar sudah ramai."
"Apa yang membuatmu malu?" tanya Parvati.
Mendengar ajakan kedua temannya itu, Irish menghela nafas pelan dan menatap keduanya secara bergantian. "Apa yang kulakukan jika bertemu orang-orang? Mereka akan mengataiku seperti badut."
Hermione tertawa, ia memegang bahu Irish. "Astaga, kau tersenyum tentunya saat bertemu mereka semua. Kita dari dunia Muggle, kau pasti tahu pepatah yang mengatakan jika senyuman adalah make up terbaik, bukan? Ya, itu yang harus kau lakukan, dear."
"Oh, yeah!" Irish terlihat girang ketika mendengar itu. "Kalau begitu aku hapus make-upnya saja, ya? Senyuman adalah yang terbaik, bukan?" tuntutnya meminta saran.
Hermione dan Parvati saling bertatapan dengan wajah menyerah. Mereka tak mengerti dengan jalan pikir Irish. Keduanya baru tahu jika Irish bisa menjadi bego ketika merasa gugup. Bisa-bisanya ia ingin menghapus make-up? Ya, memang bagus jika ia percaya dengan seulas senyuman. Namun, jangan disaat acara besar seperti ini.
"Irish. Aku jujur, kau sangat cantik, tidak mencolok dan terlihat complete. Namun aku harus pergi sekarang, Padma akan menungguku di aula besar." Parvati berdiri dari duduknya dan berlalu.
Irish menatap wajah Hermione setelahnya. "Kurasa aku akan di kamar saja, kau pergilah. Ron pasti sudah menunggumu."
"Irish, kau benar-benar gila? Bagaimana dengan pasanganmu?!"
"Mione, aku...aku...baiklah! Kita keluar sekarang, tapi tetap menunggu di Ruang Rekreasi dulu, ya?" kata Irish menyerah ketika terpikir dengan pasangannya. Ia tak mungkin memutuskan sepihak, apalagi di malam acaranya berlangsung. Mau tak mau Irish memutuskan untuk ikut dengan Hermione.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Choice | Draco Malfoy
FanfictionDi Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malfoy selalu berusaha mempertahankan hubungan, sampai akhirnya mereka paham bahwa mereka tak punya pili...