"I don't need ur help. Don't you understand? I have to do this! I have to kill you, or he's gonna kill me."
- Draco Malfoy -
Sambil menyeka air matanya, Irish menaikki tangga spiral menuju asrama Gryffindor. Sebenarnya ia sangat bimbang ingin memaafkan Malfoy atau tidak. Namun, menurut Irish, percakapannya dengan Malfoy tadi bukanlah permohonan maaf darinya. Entahlah, perasaan Irish rasanya sangat buruk. Bahkan ia berusaha menyangkal pikirannya jika Malfoy adalah Pelahap Maut.
Di tangga, Irish bertemu dengan Harry yang terlihat sangat bahagia. Harry menyapa dirinya sekilas dan berlalu begitu cepat. Irish yang melihat itu hanya mengangkat bahunya dan berhenti di depan lukisan Nyonya Gemuk.
"Moncong babi," ujar Irish, hingga lukisan itu terdorong ke belakang.
Ia pun masuk ke dalamnya dan mendapati Ron, Hermione, dan Ginny sedang duduk bertiga di Ruang Rekreasi. Untung menghilangi perasaan buruknya, gadis itu bergabung dengan mereka. "Harry kenapa? Aku bertemu dengannya tadi."
"Hm, dia meminum Ramuan Keberuntungan untuk bertemu Professor Slughorn yang siapa tahu mau menceritakan padanya tentang Tom Riddle dulu," celetuk Ron.
"Oh, pantasan saja dia terlihat sangat senang," paham Irish.
"Tapi dia perginya ke pondok Hagrid, dia bilang feellingnya menyuruh kesana," sambung Hermione.
Mata Irish terbelalak mendengar itu, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan main, pintar sekali dia."
Kemudian, mata Irish tak sengaja melihat Ginny yang daritadi tutup mulut dan menyimak. Irish rasa ia punya ide untuk menenangkan perasaannya lagi.
Ia meminta Ginny untuk menemaninya ke kamar, nona Weasley itu tersenyum sambil mengatakan; "Ya, aku juga ingin kesana." Mereka berdua pun menaikki tangga khusus kamar putri. Sesampainya di atas, sebelum mereka masuk ke kamar masing-masing, Irish berbincang dengan Ginny.
"Bagaimana jika malam nanti aku akan mengajarkanmu membuat coklat panas? Ya, aku hanya sedang mood. Tapi kalau kau mau."
Ginny tersenyum dan mengangguk. "Of course, aku tidak ada agenda nanti malam. Tapi sekarang aku sangat mengantuk dan ingin tidur."
Irish membalas senyumannya sambil mengelus bahu Ginny. "Baiklah, pergilah ke kamarmu. Aku juga ingin ke kamarku."
Keduanya pun berpencar menuju kamar masing-masing. Tentu saja Irish sendirian di dalam kamarnya, mengingat Hermione dan Parvati berada di Ruang Rekreasi. Gadis itu menghela nafas pelan sambil mengambil karangan bunga, kalung air-mata, dan wadah jamur pemberian Malfoy.
Ia duduk di tepi jendela kamar yang mengarah pada danau hitam. Hari sudah mulai gelap, sebentar lagi malam akan datang. Irish suka pemandangan itu, apalagi jika sinar matahari menembus jendelanya.
Lalu ia menatap 3 benda pemberian Malfoy yang menurutnya sedikit misterius—kecuali karangan buka yang justru terkesan lembut.
Irish sangat ingin mengajak tiga temannya berunding mengenai suruhan Malfoy; "Gunakan kalung itu kalau liontinnya mengeluarkan bayangan hitam dan pecahkan wadah jamur di saat bersamaan." Sebenarnya ada apa? Kenapa Malfoy tahu jika akan datang bahaya? Hatinya sangat ragu. Antara harus percaya atau tidak pada Draco Malfoy.
Perasaan Irish sama sekali tak membaik mengingat itu semua. Ia memang tidak pandai dalam legillimens, namun iris kelabu Malfoy sudah menunjukkan ada yang tidak beres. Irish tahu itu, dan kini ia merasa jika perasaannya yang tidak beres.
***
Hari sudah sangat malam ketika Harry Potter memberitahu Albus Dumbledore bahwa dia berhasil membuat Professor Slughorn menceritakan kenangan Tom Riddle. Ternyata Horcrux adalah inti dari pembicaraan. Tak mau menunggu waktu lebih lama lagi, Dumbledore membawa Harry ke suatu tempat sejenis gua yang sangat gelap. Mereka masuk ke dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Choice | Draco Malfoy
FanfictionDi Tahun Keenam, hari-hari Irish diisi oleh Draco Malfoy. Namun ada banyak hal yang menghalangi mereka untuk bergandengan tangan, tapi Irish dan Malfoy selalu berusaha mempertahankan hubungan, sampai akhirnya mereka paham bahwa mereka tak punya pili...