Sepasang tungkai yang dibalut Nike Cortez Basic berjalan santai membelah departure area Incheon airport yang cukup ramai saat itu, tubuhnya hanya dibalut kaus hitam dan celana training. Meskipun mendesak, ia tak melupakan masker dan topi untuk menutupi identitas nya.
Ice gaze Taeyong bergulir, mencoba menangkap satu persatu wajah yang memenuhi tempat itu.
Nihil, mustahil baginya untuk menemukan orang itu dalam keramaian seperti ini. Maniknya menerawang, mengingat kembali pesan masuk yang membawanya sampai ke tempat ini.
Lagi-lagi dering ponsel Jaehyun, ingin menegur namun yang punya sedang berlatih vokal dalam studio. Taeyong yang kala itu berada di practice room bersama Ten dan Mark langsung mengambil ponsel pemuda Jung, melihat total 7 panggilan gagal dan sebuah pesan.
Dari sebuah kontak bernama Lalice.
Ia mengernyit, ada sebuah dorongan kuat yang entah darimana datangnya. Membuat Taeyong dengan begitu lancang membuka e-mail tersebut, ia tertegun. Ada sebuah pesan singkat disana, namun cukup mengguncang si pemuda.
'Annyeong Jaehyun-ah, aku pamit. Mungkin memang sejak awal tak seharusnya aku berada disini, namun untuk mengenal kalian kupikir aku tak harus menyesal. Sekarang aku akan pergi, kembali ke dunia lama ku, terimakasih untuk segalanya'
Dan disinilah Taeyong sekarang, berdiri seperti orang bodoh setelah kabur dari agensi. Dimata orang lain, Taeyong mungkin terlihat benar-benar nekat. Dia muncul di depan umum seorang diri tanpa manajer, namun ia tak peduli. Orang-orang hanya tidak tahu, betapa ia khawatir jika saja, mungkin saja, kali ini Lisa akan benar-benar kembali Ke Thailand.
Ia menyusuri sepanjang garis area keberangkatan, menyisir lobi dan bahkan berputar di sekitar ruang tunggu. Sebelah alisnya terangkat, Taeyong menjentikkan jari. Menemukan solusi tercepat untuk menemukan gadis itu.
'Heh, mau kabur kemana kau?'
Sosok gadis yang baru menyerahkan kartu untuk membayar Americano nya terlonjak disana, saat suara yang begitu familiar terdengar dari speaker yang memenuhi area bandara.
Dari bagian informasi. Itu, pasti.
'Benar... Benar... Kau pasti mengenal suaraku bukan?'
Tentu saja Lisa ingat, suara ini jelas milik Taeyong. Apa yang dia lakukan disini, bukan, lebih tepatnya apa yang ia lakukan disana?!
'Pergilah dan menjadi pengecut, kaburlah dan hidup dengan bayangan buruk akan masa lalumu yang akan menghancurkanmu'
Tangan Lisa mengepal erat, bahkan americano yang baru saja ia pesan sampai meluber. Gadis itu menggigit bibirnya, dalam hati menyetujui ucapan Taeyong disana.
Ia memang kabur, Lisa memang pengecut.
'Apa yang kau harapkan dengan kembali kesana, membiarkannya semakin merendahkan mu?'
Aku akan melupakan segalanya, mimpi buruk itu. Aku akan hidup dengan baik, itu pasti!
'Kau pikir bisa melupakan segalanya dan hidup dengan baik?'
Kenapa Taeyong bisa membaca dengan akurat isi hatinya?! Sekarang sang gadis menjadi bimbang. Langkahnya berat, di tengah lobi yang penuh sesak dengan orang-orang itu. Ia menunduk, memikirkan segala hal yang telah terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Say? [END]
FanfictionTentang Lisa, tentang Ten, tentang Taeyong. Lisa mencintai Ten, sangat. Saat pemuda itu meminta izinnya untuk pergi meraih mimpi, Lisa tak punya pilihan selain melepasnya. Namun Ten benar-benar lepas, selayaknya layangan yang putus. Lisa berusaha me...