Pemikiran

5.4K 888 133
                                        

Lisa terpaku, bagaimana maniknya dapat menangkap keseluruhan wajahnya yang terpantul dalam manik bulat bening pemuda Lee yang wajahnya hanya terpaut beberapa senti.

Sedangkan Taeyong, masih menatap lurus kedalam sepasang manik bambi yang memukau. Menenggelamkan diri dalam pesona luarbiasa sang gadis Thailand.

.

Don't forget to click! ☆

Mari sama-sama berdoa semoga kali ini physical album dan lighstick Blackpink benar-benar dirilis!

.

lucid

.

"W-Wae... Lepas.."

"Hmph..."

Taeyong menyeringai, membuat si gadis menahan nafas. Ia mengeratkan pelukannya, dan bahkan mendekatkan wajah keduanya. Bisikan Lisa yang nyaris menyerupai angin tak dihiraukannya, ia turut berbisik dengan suara rendah yang begitu mengancam.

"Apa... Kau yakin?"

Ia melonggarkan sedikit pegangannya, dan Lisa memeluk lehernya semakin kuat. Gadis itu baru sadar akan posisinya.

Ia masih separuh melayang, ujung kedua kakinya (yang mana salah satu nya terkilir) masih bertumpu pada ujung tangga bus. Posisinya miring, bertumpu sepenuhnya pada tubuh pemuda Lee. Jika Taeyong melepaskan tangannya saat ini, detik ini juga, Lisa akan jatuh dengan sangat amat bodoh, dengan wajah yang akan mencium aspal lebih dulu.

(Ini kalian pada bisa bayangin ga sih posisinya Lisa?)

Satu-satunya cara, hanya membiarkan Taeyong menarik penuh tubuhnya dari bus dan membiarkannya turun pelan-pelan.

"Lisa-ya, mau mencoba satu hal?"

"Apa?"

Membeku, bukan hanya Lisa namun semua yang berada disana.

Taeyong menempelkan bibir keduanya dengan sangat lembut. Ia bahkan tak menutup matanya, ice gaze pemuda Lee menghujam langsung manik bambi Lisa ㅡmenantang. Bukan sebuah ciuman dalam, hanya kecupan lembut yang begitu memabukkan.

Yang membuat Lisa tak dapat berkedip, yang membuat si gadis mengeratkan pegangannya saat tubuhnya ditarik penuh menempel pada tubuh Lee Taeyong. Yang membuat Lisa melonggarkan pegangannya, hingga menyentuh dada si pemuda saat tubuhnya diturunkan perlahan.

Lisa dapat merasakan kakinya memijak tanah dibawah sana, namun debar jantung yang menggila membuat wajahnya memerah dan tak dapat bergerak bahkan setelah Taeyong melepaskan ciumannya. Tangan pemuda itu mengusap sudut bibir Lisa sensual, ia mengembalikan buku ensiklopedi yang ditangkap ditangan satunya, kemudian menepuk kepala si gadis santai sebelum berlalu dengan langkah ringan.

Lisa nyaris merosot jika manajer tak segera menghampirinya, suara tepukan tangan membuat si gadis tersentak.

"ASTAGA BAGUS SEKALI!!! ADEGAN INI SEMPURNA UNTUK ENDING MV NYA!!!!"

_

Ten sedang bersiap di halte untuk pengambilan adegan selanjutnya. Ia masih menerima sedikit tatanan rambut sebelum akhirnya sang sutradara berteriak. Bus hijau yang terparkir 10 meter dibelakang sana mulai melaju pelan, sedang maniknya berputar kesegala arah menghilangkan kegugupan.

How Can I Say? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang