It's Over

4.9K 879 87
                                        

Kasih Bintang dulu ☆ di bawah ada kejutan soalnya~

.

#happyreading!

.

Akhirnya, setelah melalui latihan yang melelahkan, setelah semua persiapan dan segalanya. Hari ini datang juga, hari dimana panggung yang sesungguhnya akan dimulai.

Seorang gadis tampak begitu gelisah, menggigit kuku jemarinya dan berjalan mondar-mandir. Ia memejamkan maniknya sebentar, berusaha mendapatkan ketenangan. Namun setiap kali benaknya menjadi tenang, suara riuh pekikan penggemar kembali membuatnya gugup.

Maniknya mengintip ke sela-sela penonton dari backstage, meremat dadanya saat kembali merasakan debaran yang menggila disana. Lisa gugup, sangat-sangat gugup. Lihat jumlah fans yang hadir, lihat betapa megah panggung yang berdiri disana.

Ini adalah kali pertama semenjak debut, untuk Lisa tampil seorang diri tanpa member lain disisinya. Dan ini membuat gadis itu gugup luarbiasa. Ia tidak bisa, tangannya gemetar.

"Lalisaaa... Tenanglah...!"

Ten melihatnya, bagaimana gadis berdarah Thailand yang menjadi partner dance nya itu menggoyang-goyangkan jemarinya yang gemetar. Ia mondar-mandir seperti orang kebingungan, menggigit bibirnya dan tampak gelisah. Lisa jelas sangat gugup, Ten dapat langsung mengetahuinya.

Sejujurnya ia sangat ingin menghampiri Lisa, menenangkan gadis itu dan berdiri disisinya. Namun Ten sendiri merasa gugup, sejak penampilan bersama NCTU beberapa waktu lalu, ini kali pertama Ten untuk tampil kembali di atas panggung. Apalagi dalam acara sebesar ini, dengan panggung yang luarbiasa megah.

Ia menghela nafas, menetralkan perasaannya dan hendak beranjak saat maniknya menangkap sosok pemuda yang menghampiri gadis itu terlebih dahulu.

"HUH?!!!"

Lisa berjengit, hendak berontak saat sepasang tangan menutup penglihatannya. Segalanya menggelap, dan tangan Lisa otomatis menyentuh sepasang tangan kokoh tersebut.

"Ssh... Diam sebentar..."

Suara Taeyong mengalun rendah, mengirimkan perasaan mendebarkan yang menggelitik saraf impulsif Lalisa. Gadis itu menuruti perkataan Taeyong, merasakan dorongan pelan si pemuda yang menuntun arahnya. Saat itu Taeyong menyematkan earplug pada telinga Lisa.

Untuk sesaat Lisa merasakan ketenangan, tak dapat melihat atau mendengarkan apapun.

Setelah melangkah beberapa saat, keduanya berhenti pada suatu titik. Tangan sang pemuda masih menutupi mata Lisa, memastikan gadis itu tak dapat melihat apapun. Perlahan, Lisa dapat merasakan Taeyong melonggarkan earplug di telinga kiri Lisa.

Samar-samar sang gadis mulai dapat mendengar suara lain disana, dan suara nafas Taeyong yang begitu dekat menyadarkan Lisa akan posisi keduanya. Taeyong mendekatkan bibirnya pada telinga Lisa, kedua tangannya masih menutup mata sang gadis dari belakang.

"Dengar aku?"

Sejujurnya suara Taeyong yang mengalun rendah menggetarkan jiwa Lisa, ia menggigit bibir, mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Sekarang, apa yang kau lihat?"

"Nothing... Just... The darkness.."

"Right... Ini adalah hidupmu, dahulu... Tempat dimana kau berasal, tempat dimana kau berdiri tanpa dapat di kenali oleh seorangpun"

How Can I Say? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang