New Hope

5.3K 910 111
                                        

Adakah yang masih menunggu ff ini?

.

Vote nya dong~

Happy reading!

.

.

lucid

.

"Kita telah berakhir Lisa-ssi"

Manik Ten terpejam erat kala bibirnya melantunkan kalimat tersebut, tangannya mengepal gemetar menahan perasaan. Dadanya bergemuruh, ia membuang nafasnya berat.

Kala permata sang pemuda terbuka, ada getaran dalam kehampaan yang tercermin disana. Ia mendengarnya, isakan dan nafas berat gadis di belakangnya. Namun Ten takkan berbalik, ia melangkah penuh menuruni tangga.

Pandangannya kosong, otaknya nge-blank.

Ini adalah keputusan terbaik, Ten meyakini hal itu. Meskipun rasanya begitu berat, karena mungkin saja jauh di lubuk hatinya masih tersimpan erat perasaan yang begitu mendalam untuk sang mantan kekasih.

Namun Ten harus bisa melupakannya, apapun itu, perasaan itu harus segera sirna. Cinta dan karir adalah dua hal berbeda yang selalu bertolak belakang. Dan Ten harus memilih salah satunya, karena ia tak mau mengambil resiko.

Anggaplah ia pengecut, atau ambisius?

Ten tak perduli.

Impiannya adalah suatu hal yang ingin ia lindungi, dan jika harus memilih antara NCT dan Lisa maka Ten masih jauh lebih memilih untuk melindungi mimpinya. Ia benar-benar tidak mau jika gadis itu muncul dan menghancurkan segalanya, Ten tak ingin Lisa mengacaukan hidupnya, mimpinya.

"Ah... Bodoh..."

Suara itu mengalun dengan nada rendah nyaris berbisik, tatapannya tajam mengintai punggung pemuda yang baru saja menuruni tangga menuju atap.

Sosok yang sedari tadi berdiri menyandar pada dinding di balik daun pintu atap masih mengawasi sosok itu hingga tak tertangkap retinanya, Taeyong tersenyum miris. Ada sesuatu yang membara dalam tatapannya.

Ia beralih, mengambil beberapa langkah dan berdiri di ambang pintu. Maniknya menerawang, mengamati kehancuran gadis Thailand yang berlutut seorang diri. Tampak begitu kecil, diantara hamparan luas area atap yang begitu mengintimidasi. Seketika pemikirannya beralih, pada kejadian beberapa saat lalu.

_

Taeyong mengernyit, maniknya begitu awas mengamati langkah dua orang yang berlalu dari lokasi syuting sembari berusaha menghindari beberapa staff. Ia mengambil langkah ringan, mengikuti kedua orang yang melangkah terpisah itu hingga membawanya sampai ke sebuah ruang kosong yang tak terpakai di ujung koridor.

"Hentikan segalanya!"

Gadis itu terkesiap, kala seruan Ten yang sarat akan kemarahan menyerang sang gadis. Sementara ice gaze pemuda itu menajam seiring dengan kalimat menusuk yang dilontarkan pemuda Thailand di dalam sana terhadap sang gadis.

Bukan hanya sekali, Ten terus-menerus menyerang Lisa dengan kalimat-kalimat menusuk yang saling bersahutan. Kepalan tangannya mengerat, ada amarah yang melingkupi hatinya. Mungkin Taeyong bukan orang baik, namun ia jelas tau perbuatan Ten tak dapat dibenarkan, apapun alasannya, ini telah melampaui batas, untuk memperlakukan seseorang seperti ini.

How Can I Say? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang