2. My Dearest is A Programmer-Lovely Brother
Chapter Sebelumnya
= = = = = = = = = =
“Jadi intinya gini, kita berdua sayang sama lo, kita ngga pengen lo terlalu berharap, tapi hasilnya nothing. Kita ngga pengen lo sakit hati. Meskipun ngga bisa dihindarin, lo pasti sakit hati gimana pun caranya. Karena ngga mungkin ada jatuh cinta atau harapan tanpa sakit hati. Sengganya kita berusaha ngurangin rasa sakit hati lo.” Lanjut Fikri.Abel terdiam, dalam hati dia membenarkan ucapan Fikri dan Vania. “Biarin gue buat mikir.” Abel pun bangkit meninggalkan kafetaria, nafsu makannya sudah lenyap entah kemana, melanjutkan pekerjaan sambil memikirkan perkataan kedua sahabatnya sepertinya lebih baik.
= = = = = = = = = =Hal yang terburuk adalah berpura-pura membohongi diri sendiri seolah baik-baik saja saat orang yang kita cintai mencintai orang lain.
Unknown
Waktu sudah menunjukan pukul enam sore, kegiatan mahasiswa kelas reguler di Universitas Manhatta sudah selesai sejak satu jam yang lalu. Kini dimulailah pembelajaran untuk mahasiswa kelas karyawan, termasuk kelas Abel. Sebenarnya kelas Abel sudah dimulai sejak pukul empat sore tadi, saat ini Abel tengah istirahat. Duduk di teras masjid kampusnya, ia baru saja selesai salat maghrib.
Abel adalah mahasiswi diploma tiga jurusan sastra Jepang, saat ini ia sudah masuk semester tiga. Seharusnya Abel sudah masuk semester empat, namun setelah lulus SMA Abel lebih memilih memfokuskan diri pada pekerjaan.
Bukan tanpa alasan Abel mengambil sastra Jepang, sejak sekolah menengah pertama Abel menyukai berbagai hal yang berhubungan dengan Jepang dan berambisi untuk pergi ke Negeri Sakura itu. Saat ini Abel tengah mengusahakan beasiswa ke Jepang, ia berharap semester empat nanti bisa melakukan praktik lapangan di Jepang langsung.
Udara dingin memasuki musim kemarau mulai menusuk kulit, namun Abel masih enggan kembali ke kelasnya. Ucapan Vania dan Fikri mengganjal pikirannya. Abel mengeluarkan ponsel dari saku jeansnya. Nihil... masih tak ada satupun pesan dari Ardian. Abel menghela napas lalu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku kemudian mengikat sepatunya dan berjalan menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest is A Programmer
General Fiction[[UNFINISHED]] CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN KARENA BERBAGAI SEBAB, DIMOHON UNTUK TIDAK LAGI MENUNGGU CERITA INI UPDATE Bagi Ardian hal-hal yang tak dapat masuk logika adalah hal yang harus ia hindari, termasuk perasaan. Hidupnya hanya terpatok pada...