15.2 My Dearest is A Programmer- Take Care with Your Health
Chapter Sebelumnya
= = = = = = = = = =
Abel menekan tombol power, ia terkesiap saat melihat fotonya menjadi wallpaper. Abel mencoba memasukan tanggal lahir Ardian, namun gagal. Abel memutar ingatannya, ia ingat Ardian pernah memberitahunya, sesuatu yang berhubungan dengan idolanya -Mark Zuckerberg. Abel mengoabrak abrik tasnya dan mengambil ponselnya untuk mencari profil Mark Zuckerberg. Setelah mendapatkan tanggal lahir Mark, Abel pun mengetikannya dan ponsel Ardian pun terbuka.Sebuah panggilan masuk muncul pada layar utama.
“Halo...”
= = = = = = = = = =Dalam kesehatan terdapat kebebasan. Kesehatan adalah hal paling pertama dalam semua kebebasan.
Henri Frederic Amiel
“Halo...”
“Yaelah cousin, suara lo ngga usah dibikin kaya cewek gitu, kagak minat gue.”
“...”
“Lo simpen dimana codingannya ??? mau gue benerin nih.”
“Ardian masuk rumah sakit, kamu bisa kesini ??” tanya Abel dengan ragu.
Loading sejenak, Fandi berusaha memproses kalimat yang dilontarkan Abel, “Hah ?!! Ardian masuk rumah sakit ?!! rumah sakit mana ??”
“Rumah sakit Ganesha.”
“Okay tunggu gue kesana!!” Fandi segera mengakhiri panggilan. Abel hanya menatap ponsel Ardian dengan perasaan tak keruan.
Bagas keluar dari IGD lalu diikuti dokter lain dan dua orang perawat yang mendorong bangsal Ardian. Bagas mendekati Abel sambil melepas maskernya. “Gimana Ardian ??” sembur Abel.
Bagas mengelap keringat yang mengucur dari pelipisnya, “Udah lebih baik, dia dipindahin ke ruang rawat kelas 1 di lantai 2,” Bagas memperhatikan penampilan Abel yang masih mengenakan waloli. “Kamu ganti baju dulu deh, abis itu kita makan di kantin. Tadi kamu engga sempat makan siang kan ??” Abel mengangguk lalu mengambil ranselnya dan pergi menuju toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest is A Programmer
General Fiction[[UNFINISHED]] CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN KARENA BERBAGAI SEBAB, DIMOHON UNTUK TIDAK LAGI MENUNGGU CERITA INI UPDATE Bagi Ardian hal-hal yang tak dapat masuk logika adalah hal yang harus ia hindari, termasuk perasaan. Hidupnya hanya terpatok pada...