10. My Dearest is A Programmer- Home
Chapter Sebelumnya
= = = = = = = = = =
“Udah.” Abel memasukan ponselnya pada tas selempang kecil. “Gue pergi dulu, lo mau diem disini atau mau balik ke kosan ??”“Gue disini aja dulu, masih banyak makanan di kulkas lo.” Fikri bangkit mengantar Abel dan Ardian hingga ke ambang pintu. “Hati-hati di jalan, jagain sahabat gue !!” lagi-lagi Ardian hanya mengangguk sebagai jawaban.
= = = = = = = = = =Jika setiap orang jujur dengan perasaannya, tak akan ada yang terluka, karena mereka menyadari kebohongan dan tidak.
Unknown
“Kamu ngobrolin apa sama Fikri ??” tanya Abel saat Ardian mulai menjalankan mobilnya.
“Ngga ngobrol apa-apa.” Jawabnya datar.
“Normalnya ya, normalnya ini mah... kalo baru pertama ketemu sama orang itu, ngajak kenalan atau basa-basi gitu.”
Ardian hanya menggedikan bahunya. “Tadi dia nyebutin namanya tapi ngga minta aku buat ngenalin diri yaudah aku biarin aja.”
Astaga!! Sekaku itukah Ardian ?!! apakah Fikri harus menanyakan berbagai hal satu persatu agar Ardian mau menjelaskan tentang dirinya.
“Hai nama aku Salsabella Kirara, panggil aja Abel. Aku yang jadi content writer waktu kompetisi blog. Kamu Ardian kan ?? apa kabar ?? Korea gimana ??” itu kalimat panjang yang Abel lontarkan saat pertama mereka bertemu. Ardin bahkan kewalahan untuk menjawabnya.
“Hai aku Abel.” Bayangkan jika Abel mengatakannya hanya seperti itu.
“...”
“Kamu Ardian kan ??”
“Ya.”
“Apa kabar ??”
“Baik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest is A Programmer
General Fiction[[UNFINISHED]] CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN KARENA BERBAGAI SEBAB, DIMOHON UNTUK TIDAK LAGI MENUNGGU CERITA INI UPDATE Bagi Ardian hal-hal yang tak dapat masuk logika adalah hal yang harus ia hindari, termasuk perasaan. Hidupnya hanya terpatok pada...