9. My Dearest is A Programmer-A man in her house
Chapter Sebelumnya
= = = = = = = = = =
“Iya aku yang tanam, besok wortel sama bayam udah bisa dipanen.” Ujar Abel tanpa melirik Ardian. “Nih lihat!!” Abel membuka pagar hitam setinggi dua meter di sudut beton pembatas rumahnya. Ardian mendekat dan melongokan kepalanya. Benar saja di belakang rumah Abel berjajar rumah elit yang mewah.“Yaudah nanti hari Sabtu antar aku kesana.” Ardian berjalan kembali memasuki rumah. Lagi-lagi Abel melongo dengan tingkah ajab laki-laki itu. Tapi yasudahlah setidaknya ia bisa menghabisakan hari Sabtunya dengan Ardian.
= = = = = = = = = =Disaat kamu sudah jatuh cinta kepada seseorang begitu dalam. segala hal yang berhubungan dengannya akan membuatmu senang, bahagia, khawatir da ada rasa takut yang mungkin saja hadir.
Unknown
Kamar Ardian masih dipenuhi dengan ketukan-ketukan pada keyboard, padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah dua malam lebih. Ia sedang mengerjakan codingan untuk menu restoran siap saji di Korea, programnya besifat full-feature agar para pembeli dapan memesan sekaligus membayar pesanannya dalam satu portal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest is A Programmer
General Fiction[[UNFINISHED]] CERITA INI TIDAK DILANJUTKAN KARENA BERBAGAI SEBAB, DIMOHON UNTUK TIDAK LAGI MENUNGGU CERITA INI UPDATE Bagi Ardian hal-hal yang tak dapat masuk logika adalah hal yang harus ia hindari, termasuk perasaan. Hidupnya hanya terpatok pada...