EMPAT BELAS : Maung Ngamuk

61 22 5
                                    

Keributan itu seketika menghancurkan kepercayaanku padanya.

-Je t'aime-
.

ISTIRAHAT di warung bi Iyem. Letaknya gak jauh dari kantin sekolah. Harga makanan dan minumannya sesuai dengan uang saku para pelajar yang biasanya harus terbagi dengan uang kasa dan kuota internet. Aku sama yang lain suka makan karedok leunca. Uwihhhh.. pedasnya mantap! Bikin bibir jontor sampai sexy kayak Angelina Jolie.

Aku, Raisa, Luna, Rano, dan Haikal duduk di meja besar rame-rame, menyerbu semua makanan yang ada di meja. Tiga piring nasi uduk dan karedok leunca yang menggoda iman setiap orang bagi yang melihatnya, sangat menggiurkan.

"Emang passs.. Penghilang stres paling the best, paling mantab jiwa. SURGA DUNIA!" komentar Luna pecinta pedas dengan mata basah, ingus yang nyaris meler hampir menyatu dengan makanannya dan bibir yang sudah mirip Angelina Jolie. Kalau saja Adit pacarnya Luna ada disini, kayaknya dia langsung minta putus.

Hap! Aku mencomot nasi uduk terakhir. Rano manyun. Kalah cepat dari aku, ha ha ha.

"Eh Al, kemarin lo pulang naik angkot?" Tahu-tahu Luna nyeletuk, masih menjilat sisa-sisa bumbu karedok di jarinya.

"Dianter Darrell." kataku cuek.

Mario menatapku tajam. Kayak kaget banget kalau kemarin aku pulang bareng Darrell.

"Kok mau?" tanya Raisa gak nyangka.

"Atau jangan-jangan Darrell paksa lo ya? Gak mungkin kan lo mau gitu aja terima ajakan Darrell, murahan banget."

Sialan! Mario bilang aku murahan?

"Kok lo ngatain gue murahan sih, Yo?" kataku sinis. Untung aku suka sama Mario, kalau tidak sudah habis tuh bibir.

"Duuhhh.. kok lo mengira kalo Mario ngatain lo sih?" heran Raisa

Aku berusaha menyembunyikan amarahku pada Mario. Tapi kayaknya, Mario malah tambah bikin aku emosi jiwa. Merasa tersaingi boleh, tapi jangan sampai kelewatan.

"Jangan deket-deket sama Darrell ya, gue gak pengen kejadian buruk menimpa lo." tambah Mario makin mengada-ada kalau Darrell memang berandalan banget.

"Jauhin Darrell Al, dia cowok gak baik." kata Rano mendukung Mario.

Setelah karedok leunca-nya habis, Luna langsung protes. "Senakal-nakalnya Darrell, pasti ada lah sisi baiknya sedikit. " ujarnya bikin aku tersenyum. "Jangan menahan Alera dong, dia berhak berteman dengan siapa aja termasuk Darrell."

Aku mengangguk-angguk setuju dengan pendapat Luna. Gak salah pilih teman ternyata.

"MAUNG NGAMUK! MAUNG NGAMUKK!!"

Kami semua menoleh ke sumber suara, seorang lelaki tiba-tiba berteriak heboh berlari dari warung bi Iyem.

"Maung? Maung apa maksudnya?" Dengan muka tolol aku bertanya.

"Lo harus liat, kalo omongan gue itu emang bener adanya." Mario bangkit, diikuti kami semua.

BRAKK! Aku mendengar suara dentuman yang begitu keras dari arah lapangan, kami semua berlarian ke lapangan yang kulihat orang-orang sudah melingkar di pinggir-pinggirnya.

Je t'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang