Boyfriend - 8

3K 158 7
                                    

Salsha sedang berada di sebuah cafe bersama sepupunya Ezar, mereka bertemu karena salsha ingin mencurahkan isi hatinya kepada ezar, rutinitas yang salsha lakukan ketika sedang galau.

Sekitar satu jam mereka berada di cafe itu, salsha dan ezar pun memutuskan untuk kembali pulang. Salsha melangkah lebih dulu dari ezar, baru saja salsha keluar dari pintu cafe tiba-tiba langkahnya di halangi oleh seseorang, salsha terpaksa berhenti, ia pun menatap orang yang telah menghalanginya itu.

"Iqbaal?" Salsha menatap iqbaal dengan raut bingung bercampur kaget.

Iqbaal tersenyum melihat pujaan hatinya yang sudah lama tidak ia temui.
"Hai"

"Dia siapa sal?" tanya ezar yang telah mengambil posisi di samping salsha

"Dia iqbaal" ezar pun menggukkan kepalanya mengerti.

"Dia siapa sal?" Kali ini iqbaal yang balik bertanya

"Di--dia--dia--cowok gue namanya Ezar. Iya kan zar" ujar salsha terbata dan segera melingkarkan tangannya pada lengan ezar.

Ezar menatap bingung kearah salsha, salsha pun memberi kode kepada ezar agar menjawan iya.

"Hah? Eh--iya gue cowoknya salsha"

Iqbaal mengerutkan dahinya bingung, bukankah salsha mengatakan padanya bahwa salsha tidak memilik pacar namun secara tiba-tiba telah menggandeng seorang lelaki yang jujur menurut iqbaal dia sangat tampan.

"What do you mean?"

"Lo masih belum ngerti, dia PACAR gue cowok gue"

"Are you kidding me?"

"gue nggak pernah seserius ini"

"Bukannya lo bilang ke gue lo nggak punya pacar"

"Itu dulu dan sekarang gue punya"

Ezar hanya menatap bingung kearah iqbaal dan salsha yang sedang beradu mulut.

"Ayo sayang kita pergi" salsha pun menarik pergelangan tangan ezar untuk pergi meninggalkan cafe dan meninggalkan iqbaal tentunya.

Setibanya di mobil ezar salsha langsung memegang dadanya yang terasa ingin meledak, jatungnya seperti tidak normal detaknya begitu cepat dan kuat.

"Gila gila jantung gue"

"Kenapa? kena serangan jantung lo"

"Gue gugup banget tadi parah"

Ezar memgerutkan dahinya tidak mengerti dengan salsha "Kenapa harus gugup?"

"Gue juga ga tau, dari awal liat muka dia tadi gue udah duk duk ser"

"Itu tandanya lo cinta sama iqbaal"

Kali ini salsha yang bingung terhadap ezar "cinta apanya? Gue kenal dia aja baru 2 bulan lebih"

"Cinta nggak kenal waktu"

Ini lah yang salsha suka jika mencurahkan hatinya kepada ezar, selain pendengar yang baik ezar juga bijak dan pemberi nasehat yang baik. Ezar pun terkenal dengan kabaikkannya terhadap semua orang, ezar suka sekali menolong orang meski itu harus membahayakan dirinya sendiri. Menurut salsha sangat beruntung gadis yang nanti ezar nikahi. Tapi kali ini salsha tidak setuju dengan kebijakkan ezar yang mengatakan bahwa dirinya mencintai seorang iqbaal menurut salsha itu sangat tidak mungkin.

***

Di tempat lain yaitu cafe yang sempat salsha dan ezar kunjungi tadi. Iqbaal duduk termenung dengan pikiran kosong disalah satu sofa cafe. Di tengah keramaian cafe iqbaal terus saja diam memikirkan salsha yang tiba-tiba memiliki kekasih. Itu sangat menyakitkan untuk iqbaal, rasanya ia sulit untuk bernapas dan jantungnya terasa ingin berhenti, mungkun memang lebay lapi itulah yang iqbaal rasakan.

"Salsha punya pacar?" Iqbaal bertanya kepada dirinya sendiri.

"Gue mimpi kali"

Plak

Iqbaal menampar pipinya sendiri untuk memastikan apakah ia bermimpi atau tidak dan faktanya iqbaal tidak bermimipi.

"Aww. Ko sakit?"
Iqbaal memgelus pipi yang ia tampar sendiri.

"Jadi ini ga mimpi. Salsha beneran punya pacar"

"Aduh, kok gue susah napas gini si"

"Jantung gue rasanya sakit banget"

"Aarrggghhh"
Iqbaal mengacak-acak rambutnya sendiri berkali-kali sampai yang tadinya rapi sekarang menjadi tidak berbentuk sama sekali.

"Gini ya rasanya patah hati"

"Rasanya pengen ngebunuh orang"

Iqbaal lantas merogoh ponsel yang berada di saku celananya dan menelpon seseorang.

"GAM" teriak iqbaal di telpon, tidak peduli orang di sebang sana yang akan tuli mendengar teriakkannya.

"ANJRITT, SANTE DONG BAHLUL"

"ebuset, ilang waras lo. Ni kuping gue lama-lama konslet telponan sama lo!"

"Lo kenapa si?"

"Rasanya gue kepengen ngebunuh orang"

"Elo yang warasnya udah ilang"

"Gini ya Gam rasanya patah hati"

"Kenapa? Salsha punya pacar?"

"Iyaa" lirih iqbaal

"Yaudasi berarti bukan rejeki lo "

"Ah lo bukannya ngehibur gue malah makin mojokkin gue, tai lo. Idup lo nggak mutu, nyesel gue nelpon"

Iqbaal lantas mematikan sambungan telponnya dengan agam. Berharap jika ia menelpon agam orang itu akan memberi samangat atau menghiburnya ini malah sebaliknya, agam malah membuat iqbaal menjadi semakin buruk. Iqbaal yang malang.
____________________
Good malam All
Jangan lupa komen dan dukungannya ya friend..

Salam pengejar_atlet

Tbc...

The Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang