Quality Time - 15

2.6K 154 12
                                    

Happy Reading

________________________

Seperti yang Iqbaal katakan semalam bahwa ia ingin quality time dengan Salsha dan sekarang Iqbaal telah berada di depan pintu penthouse gadisnya membawa dua kantong plastik berlogo supermarket ternama jakarta. Iqbaal menekan bel yang berada di samping pintu, tidak berselang lama pintu pun terbuka memperlihatkan seorang Salsha yang masih mengenakan pakaian tidurnya.

Iqbaal mendekat kearah Salsha, berdiri tepat di depan gadisnya dengan jarak yang cukup dekat. Iqbaal mencium kening Salsha kemudian melangkah melewati gadisnya.

Salsha yang sekarang telah biasa dengan perlakuan manis Iqbaal hanya tersenyum kemudian menutup pintu. Salsha melangkah menyusul Iqbaal

"Tunggu bentar ya aku mandi dulu" ujar Salsha seraya melewati Iqbaal untuk menuju kamarnya

"Iya"

Iqbaal melangkah menuju dapur, meletakkan belanjaannya di atas meja makan. Selagi menunggu Salsha, Iqbaal memilih memainkan ponselnya.

Kurang lebih 15 menit Iqbaal menunggu akhirnya Salsha kembali dengan baju kaos abu-abu kebesaran, celana leging hitam dan rambutnya di gulung berantakan. Salsha duduk di hadapan Iqbaal.

"Kamu mau masak ya?" Tanya Salsha seraya membongkar isi belanjaan Iqbaal.

Iqbaal meletakkan penselnya di atas meja ia lebih memilih menatap Salsha.
"Iya. kamu mau makan apa?" Tanya Iqbaal

"Apa aja"

Iqbaal bangit dari duduknya, kemudian mengambil bahan masakan yang akan ia masak. Iqbaal memasang apron ketubuhnya dan mulai memasak, gerakannya sangat lincah sepèrti chef profesional.

30 menit Iqbaal memasak, 30 menit juga Salsha memandangi Iqbaal yang sedang memasak. Iqbaal berbalik menghadap Salsha kemudian melepas apronnya.

"cobain deh sini"

Salsha bangit dari duduknya, melangkah mendekati Iqbaal, Iqbaal melingkarkan tangan kirinya di pinggang Salsha kemudian menyuapi makanan yang ia masak kepada gadisnya.

"Gimana?" Tanya Iqbaal

"Enak" jawab Salsha

"Kamu mau salad nggak?"

Salsha mengangguk "Salad buah"

"Oke"

Iqbaal mencium bibir Salsha sekilas kemudian melepaskan tangannya. Ia pun menata masakkannya kedalam piring, setelah itu Iqbaal membuat Salad buah.

Iqbaal dan Salsha telah selesai makan, mereka saat ini sedang bersantai di sofa ruang tv. Iqbaal merebahkan dirinya di sofa dengan paha Salsha sebagai bantalnya. Mereka sama-sama sibuk dengan ponsel masing-masing.

Buk

Tiba-tiba ponsel Salsha terlepas dari genggamannya dan dengan indahnya mengenai dahi Iqbaal.

"Akhhh"

Iqbaal memiringkan badannya menghadap Salsha, membenamkan wajahnya di perut Salsha, seolah dengan itu dapat mengurangi rasa sakit di dahinya.

"Aduhhh, maaf-maaf aku nggak sengaja" ujar Salsha penuh dengan nada khawatir

"Coba bangun dulu" ujarnya lagi

Iqbaal bangkit kemudian berbalik menghadapkan tubuhnya ke arah Salsha, Salsha memiringkan tubuhnya menghadap Iqbaal. Salsha memajukan tubuhnya lebih mendekat ke lelaki itu.

"Maaf ya aku nggak sengaja" ujarnya seraya mengelus dahi Iqbaal yang sudah memerah.

"Yahh merah"

"Kok jidat aku nyeri gini ya liatnya?"

Salsha mengelus dahinya yang terasa nyeri melihat dahi Iqbaal.

"Sakit?" Tanya Salsha, Iqbaal mengangguk. Jidat siapa yang tidak sakit jika dengan mesranya di cium oleh besi berat juga keras.

Iqbaal melihat raut wajah Salsha yang sangat khawatir, padahal jidatnya hanya terkena ponsel bukan pisau. Iqbaal tersenyum memandang Salsha yang sedari tadi mengamati dahinya.

Iqbaal menarik Salsha kedalam pelukannya. Salsha mengerjabkan matanya bingung tetapi ia juga membalas pelukan lelaki itu. Karena tinggi mereka yang tidak terpaut jauh jadi saat berpelukan kepala Salsha berada di atas bahu Iqbaal bukan di depan dada lelaki itu. Iqbaal mencium bahu Salsha, menghirup dalam-dalam aroma parfum vanilla Salsha sedangkan Salsha menyandarkan kepalanya di bahu Iqbaal.

Cukup lama mereka berpelukan mungkin saking hangat dan nyamannya pelukan mereka, Salsha sampai tertidur. Iqbaal merasakan napas Salsha yang teratur dan tubuhnya melemah.

"Salsha" panggil Iqbaal lembut, memastikan apakah Salsha benar-benar tertidur. Hening, tidak ada jawaban. Salsha benar tertidur, pikir Iqbaal.

Iqbaal melepas pelukan mereka kemudian mengangkat Salsha ala bridal style menuju kamar gadis itu tidak lupa Iqbaal membawa ponsel mereka berdua.

Sebelum Iqbaal membaringkan tubuh Salsha ia terlebih dahulu melemparkan ponsel mereka ke samping bantal baru setelah itu membaringkan tubuh Salsha dengan pelan.

Iqbaal memutari kasur kemudian naik dari sebelah kanan, ia membaringkan tubuhnya menghadap Salsha yang sedang membelakanginya. Melingkarkan tangan kirinya keperut Salsha.

Salsha bergerak dari tidurnya membalik tubuhnya menghadap Iqbaal dan balik memeluk lekaki itu. Salsha bergeser lebih mendekat ke Iqbaal, membenamkan wajahnya di dada Iqbaal, mengambil posisi paling myaman agar tidurnya semakin nyenyak. Iqbaal mengangkat kedua alisnya saat melihat pergerakan Salsha.

30 menit, Iqbaal masih terjaga berbanding terbalik dengan Salsha yang  tidur pulas. Tiba-tiba ponsel Salsha berbunyi.

Iqbaal membuka pensel Salsha, sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak di kenal.

'I'm back darling'

Iqbaal menajamkan pandangannya kala membaca isi pesan itu. Isi pesan itu membuat Iqbaal bingung sekalìgus takut, Pikiran Iqbaal langsung mengarah kepada lelaki yang pernah meninggalkan Salsha dulu.

Iqbaal menatap Salsha yang sedang tidur seraya memeluknya dan melembutkan pandangannya.

Iqbaal menatap Salsha yang sedang tidur seraya memeluknya dan melembutkan pandangannya.

Iqbaal berfikir, kenapa lelaki itu harus kembali, kenapa baru sekarang, kenapa tidak dari dulu, kenapa ia kembali di saat Iqbaal telah bahagia  dengan Salsha, kenapa ia harus kembali.

Iqbaal mengirim nomor itu ke ponselnya kemudian menghapus pesan itu dari ponsel Salsha.

Iqbaal harus membicarakan ini dengan Ezar secepatnya.

______________________

Watsapp gengs
Maafkan atas ke gajeannya
Dan harap maklum atas ke typoannya

Follow lisnymaulidaa

Salam pengejar_atlet
05-06-2018






The Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang