Same - 12

2.7K 156 10
                                    

Happy Reading

________________________

Terkadang sebuah perasaan itu menuntut untuk dibalas atau paling tidak ia ingin dipahami, tidak memikirkan tentang bagaimana cara membalasnya atau bagaimana cara memahaminya. Sungguh menyakitkan perasaan yang tidak terbalaskan, ia mengembang sendirian tanpa ada yang memahami, ia bahkan mencoba memahami dirinya sendiri. Kenapa ia tidak terbalaskan dan harus mengembang sendirian.

Perasaan juga egois, ia hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa mau memikirkan perasaan lain. Ia hanya perfikir bagaimana ia bisa memiliki seutuhnya tanpa ada yang menghalangi atau membatasi.

Anggap saja Iqbaal egois melihat bagaimana cara ia mengejar Salsha. Iqbaal hanya mementingkan perasaanya sendiri tanpa mau mendengar perasaan gadis itu, apakah perasaan Salsha sama dengan perasaannya. Iqbaal bahkan tidak berfikir sampai kesana, lelaki itu hanya berfikir bagaimana ia memiliki Salsha seutuhnya. Tetapi iqbaal tidak menuntut salsha untuk membalas perasaannya, ia hanya ingin gadis itu memahami perasaannya.

Dan jika kalian berfikir setelah kejadian malam itu hubungan mereka akan menjadi semakin dekat dan menjadi lebik baik. Mungkin itu fifty fifty melihat hubungan mereka yang masih biasa saja.

Iqbaal juga masih berusa mengejar Salsha. Seperti saat ini, lelaki itu sedang dalam perjalanan menjemput Salsha untuk mengantarkan gadis itu ke kantor. Karena menurut Iqbaal hal kecil seperti ini merupakan tanda kasih sayang seseorang yang tulus. Salsha juga sedikit berubah, ia menjadi lebih lembut terhadap Iqbaal tidak cuek dan dingin lagi.

Iqbaal mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya untuk mengirim pesan kepada Salsha.

'Udah di depan pintu'

Tidak membutuhkan waktu lama pintu didepannya terbuka, menapakkan seorang gadis yang entah sejak kapan namanya melekat di hati Iqbaal. Iqbaal tersenyum begitu juga dengan Salsha.

Keduanya berjalan beriringan menuju lift. Iqbaal menekan tombol turun, cukup lama mereka menunggu dan akhirnya pintu lift pun terbuka. Di saat pintunya terbuka di dalan lift terdapat pasangan suami istri yang berumur sekitar 50 tahunan terlihat dari kerutan yang menghiasi wajah mereka, namun mereka berdiri agak berjauhan juga wajah mereka sama-sama memancarkan kemarahan.

Iqbaal Salsha melangkah melewati pasangan berumur itu kemudian berdiri di belekang mereka. Pintu lift kembali tertutup, mereka yang berada di sana sama-sama diam.

"Kamu selingkuh kan?"

Yang tadinya Iqbaal dan Salsha sama-sama menunduk kini mereka menegakkan kepala untuk melihat pasangan berumur itu.

"Siapa yang selingkuh sih"

"Ya KAMU lah, emang suami saya berapa? sepuluh. Kamu aja repot saya urusin apa lagi sepuluh"

Iqbaal dan Salsha saling tatap, menahan tawa mereka yang hampir meledak.

Sang suami diam tak menjawab perkataan Istrinya.

"Pokoknya kamu selingkuh. Saya ada buktinya" sang istri menunjukkan foto yang tertera di ponselnya. Sang suami terdiam melihat foto itu.

"Kamu tu kalo nyari selingkuhan yang cantik dikit dong, masa ngari selingkuhan yang begini atau kalo nggak kaya dia tuh" ujar sang istri kemudian menunjuk ke arah Salsha.

"Kamu ngomong apa sih, nggak liat itu ada pacarnya" ujar sang suami.

Salsha hanya mengumpat di dalam hati, masa iya Salsha jadi selingkuhan bapak-bapak yang benar saja. Iqbaal hanya tertawa pelan melihat raut wajah Salsha yang berubah menjadi masam.

Salsha bersyukur dalam hati karena akhirnya pintu lift terbuka. Mereka pun keluar dari ruangkan kotak nan sempit itu.

"Mau jadi selingkuhan bapak tadi?" Tanya Iqbaal yang sedari tadi menahan tawanya.

"Ih apaan sih" ujar Salsha kemudian melangkah mendahului Iqbaal wajahnya pun semakin ia tekuk.

Iqbaal melangkah setengah berlari untuk menyusul Salsha kemudian merangkul pundak gadis itu setelah berhasil menyusulnya.

"Udah nggak usah baper gitu, maklum namanya juga ibu-ibu" ujar Iqbaal mencoba menenangkan Salsha.

"Hmm" balas Salsha.

Salsha saat ini sudah berada di kantornya, ia tidak langsung menuju ruangannya tetapi Salsha datang keruangan Oliv kemudian Salsha duduk di depan gadis berkerudung itu. Oliv yang saat ini sedang bekerja dengan macbooknya lantas menutup benda itu kemudian menatap Salsha.

"ada apa bu?" Tanya Oliv, karena jarang-jarang bosnya itu datang kerungan Oliv.

"Masa iya Liv gue di samain sama cewek selingkuhan" ujar Salsha

Oliv tersenyum lembut "Berarti orang yang ngatain ibu itu secara nggak langsung dia muji ibu"

"Iya sih, kalo di pikir-pikir dia tadi bilang gue cantik"

Mendengar perkataan Salsha Oliv mengangkat kedua alisnya kemudian Tersenyum.

"Liv gue mau nanya dong?"

"Nanya apa bu?"

"Nanti pas lo udah punya suami terus suami lo selingkuh, lo marah nggak?" Tanya Salsha.

Oliv terkekah mendengar pertanyaan Salsha, karena siapa yang tidak marah jika suaminya selingkuh.

"Marah sih pasti bu, tapi kalo kita marah nggak bakal nyelesain masalah. Jadi saya coba bicara baik-baik sama suami, kenapa dia sampai ngelaukin itu. Karna gini ya bu, si wanita nggak bakal bisa lewat kalo si laki-laki nggak ngasih jalan" jelas Oliv, Salsha mengangguk mengerti.

"Berarti kita tu harus sabar ya Liv kalo ngadepin yang begituan" ujar Salsha

Oliv mengangguk "Iya bu"

"Yaudah kalo gitu gue keruangan gue dulu ya. Bye Liv, Assalamuaikum"

"Iya bu, waalaikumsalam"

Salsha melangkah meninggalkan Oliv yang pekerjaannya sempat tertunda karena dirinya.

--------------------

Yuhuuu, ada yang Rindu nggak sama cerita ini.

Kasian ya si Salsha di samain sama Selingkuhan😁. Si Iqbaal bukannya ngebelain malah ngetawain. Gimana sih Si Iqbaal katanya mau PDKT.

Tbc......

Salam pengejar_atlet

The Feeling [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang