Lauv-Paris In The Rain
-----------------------
Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 malam dan salsha masih berada di kantor demi menyelesaikan pekerjaannya. Didalam ruangan yang terang itu hanya terdengar suara detik jarum jam beradu dengan ketikan jari salsha di atas keyboard laptopnya.Salsha melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya dan ia sedikit terkaget karena jam sudah menunjukkan waktu larut malam. Salshapun membereskan barang-barangnya yang berserakan diatas meja, membawa pulang barang yang sekiranya perlu salsha bawa.
Salsha melangakah santai melewati koridor kantor yang terang namun sepi, ia telah memberitahukan kepada karyawannya bahwa ia kan lembur jadi lampu kantor tidak di matikan karena salsha tidak suka gelap kecuali saat ia tidur atau menonton film.
Salsha menjalankan mobilnya keluar area kantor, malajukan mobilnya dengan dengan kecepatan sedang.
"Shit!" Umpat salsha saat melihat benda-benda yang menghalangi jalannya, ia terpakasa memutar balikkan mobilnya karena jalan yang biasa ia gunakan ditutup akibat perbaikkan, ia pun menggunakan jalanlan yang terbilang sepi dan horor.
Sekitar 20 menit salsha nelewati jalan sepi itu masih aman tidak terjadi apa-apa. namun tiba-tiba mobil salsha tersorot lampu panjang motor, sekitar ada 4 buah motor yang menyorot mobil salsha dari arah berlawannan. Mereka berhenti dan otomatis membuat salsha juga berhenti karena mereka menggalangi jalan salsha. Orang-orang itu mematikan motor mereka dan turun, kemudian melangkah mendekati mobil salsha.
Mereka memukul-mukul kaca mobil salsha dan menyuruh salsha untuk keluar, salsha hanya duduk dengan perasaan yang tidak karuan, ia bingung harus berbuat apa, matanya mengarah kesana-kemari dan salsha tidak sengaja melihat ponselnya yang berada di dashboard. Salsha langsung mengambil ponselnya membuka kontak dan mengetik nama Iqbaal, kenapa harus Iqbaal? Salsha pun bingung kenapa ia harus mengetik nama iqbaal, mungkin karena dipikirannya hanya ada iqbaal.
Salsha pun segera menelpon iqbaal, lama iqbaal tidak mengangkat padahal telponnya telah tersambung."Please baal angkat" Salsha merutuki dirinya sendiri, ini kan tengah malam mungkin iqbaal sudah terlelap.
Baru saja salsha ingin memutuskan sambungan telponnya tiba-tiba iqbaal mengngkat. Salsha bersyukur dalam hati.
"Halo"
"Baal tolongin gue" lirih salsha
"Sal lo--nyalain GPS lo sekarang"
Tanpa pikir panjang iqbaal lantas mematikan sambungan telepon dan menyusul keberadaan salsha melalui GPS.
Di luar mobil salsha orang-orang masih memukul-mukul kaca mobilnya. Salsha hanya bisa diam duduk di balik kemudi dan meremas tangannya sendiri tak lupa doa yang selalu salsha panjatkan dalam hatinya.
Tak lama kemudian Dari arah belakang mobil salsha datang sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menyorot mobil salsha yang digeromboli orang-orang itu.
Salsha menatap mobil yang datang itu dari kaca spion mobilnya. Mobil itu berhenti tepat di belakang mobil salsha. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya dengan mesin mobil yang masih menyala.
"Iqbaal" Ujar salsha yang hampir menitihkan air matanya.
Iqbaal melangkah mendekati orang-orang yang menggeromboli mobil salsha.
"Wah ada pahlawan kemaleman nih" ujar ketua geng, yang berada di samping pintu kemudi, ia sedari tadi mencoba untuk membuka pintu mobil salsha agar salsha keluar.
"Bacot lo" balas iqbaal
"Lo nantangin,heh?" Hardik ketua geng
"maju" perintah ketua geng itu.
Anak buahnya pun maju menyerang iqbaal seorang diri, satu-persatu dari mereka berhasil iqbaal lumpuhkan walau pun iqbaal mendapat luka diwajah dan tangannya. Melihat anak buahnya tidak berdaya di atas aspal ketua itu pun maju untuk menyerang iqbaal.
Melihat orang itu tidak menghalangi pintu mobilnya lagi salsha segera keluar berniat membantu iqbaal. Bukannya membantu, salsha malah berdiri mematung disamping mobilnya menyaksikan iqbaal yang sedang berduel.
cukup lama mereka berduel sampai iqbaal berhasil mengalahkan ketua itu dan ketua geng pun mengikuti jejak anak buahnya yaitu terbaring di aspal.
Iqbaal melangkah tertatih kearah salsha, kemudian berdiri didepan gadis itu dengan senyum dibibirnya yang penuh darah.
"Lo gapapa sal?"
Salsha menggeleng
"harusnya gue yang nanya gitu" kesal salsha kepada iqbaal.Iqbaal terkekah mendengar kekesalan salsha yang menurutnya itu adalah kekhawatiran gadis itu.
"Yuk balik. Nanti mereka pada bangun"
Salsha mengangguk lemah.
"Cepetan masuk mobil. Nanti mobil gue ngikutin mobil lo dari belakang" ujar iqbaal
"Lo masih bisa nyetir? Liat tangan sama kaki lo" tanya salsha khawatir.
"Bisa" yakin iqbaal.
Didalam mobil salsha masih memikirkan keadaan iqbaal yang lumayan parah. Bajunya penuh dengan darah, bibirnya robek, wajahnya pun penuh lebam dan lecet. Salsha juga nemikirkan kenapa ia menghubingi iqbaal, kenapa bukan ezar, polisi, atau anak buahnya. Persetan dengan itu yang penting ia harus sampai ke-penthouse-nya dengan cepat.
----------------------
Haiiiiii,
Udah panjang belum?
Kalo belum bilang
Kalo udah juga bilang, hehe...Salam pengejar_atlet
Tbc........
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling [Completed]
RomanceBertahan atau merelakan.. Dengan caraku aku bisa mendapatkan mu. Aku tidak bermaksud memaksa, aku hanya ingin berusaha. #2 in Iqsha, 26 juni 2018 #814 in Romance, 14 juni 2018 #845 in Romance, 23 juni 2018