.
.
.
.
.
.
.∅Don't Call Me Baby
.
.
.
.
.Seong Woo keluar dari kamar mandi, ia melirik pintu balkon yang terbuka dan menampakan Justin yang sedang merokok disana. Seong Woo tak terlalu peduli selagi dia tadi sudah memberi anak itu sarapan, berupa ramen dan nasi instan(lagi). Ia juga akan mengantar bocah itu pergi ke sekolah setelah itu dirinya harus mencari beberapa buku di toko untuk keperluan skripsinya.
Pria bersurai hitam itu memakai kaos polos berwarna hitam dan celana jeans selutut. Tanpa ada niatan merapikan rambutnya, ia lebih memilih mengeringkan rambutnya dengan cepat. Tapi ia juga tidak perlu terburu-buru karena Justin sendiri tidak khawatir telat masuk
Tak tinggal diam Seong Woo yang masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil menghampiri Justin. Dilihatnya bocah itu malah menyalakan sebatang lagi dan itu pasti aga sedikit lama untuk menghabiskannya.
"Hari ini ayahku pulang, jadi aku menghabiskannya." Ucap Justin sambil menunjukan kotak rokoknya yang sudah kosong.
"Berarti kau tidak akan menginap lagi?" Tanya Seong Woo menatapnya.
"Hyung tidak menyuruhku untuk tidak akan menginap disini lagi kan?" Tanya Justin suaranya manja sekali membuat Seong Woo menatapnya jengah.
"Sudah berhenti bersikap manis seperti itu. Kau pria, aku merinding melihatnya!" Ingatkan Justin kalau pria yang bersamanya ini adalah pria normal.
"Bagaimana hyung bisa memuaskan daddy-mu jika seperti itu saja jijik." Ledek Justin, sebenarnya bocah itu sedikit penasaran dengan baby boy angkuh ini.
"Kau merasa lebih bisa dariku?" Tanya Seong Woo sambil berkacak pingang.
"Tentu saja. Aku pernah melakukan sex dengan laki-laki dan aku pastikan kalau kau pasti belum haha..." Oh shit. Entah kenapa hati nuraninya amat kasihan pada Justin yang sudah merasakan itu di usia dini.
"Jangan salahkan ahjussi! Karena aku yang minta!" Plak! Jadilah Seong Woo yang tidak ragu lagi untuk menempeleng bocah itu.
"Aku pria normal bodoh! Jadi jangan tertawakan aku dengan hal itu dan jangan juga berbangga sudah bisa melakukan sex, karena bisa jadi kau malah menyesalinya nanti." Oceh Seong Woo tapi Justin malah tidak bisa berhenti tertawa.
"Tapikan kau harus mendalami pekerjaanmu baby~" Plak! Lagi, kini Justin mengeluh karena kepalanya cukup sakit dengan pukulan Seong Woo. Jelas Seong Woo kesal dengan sebutan itu 'Baby'.
"Aku serius hyung! Aku menonton film porno sejak SD dan itu selalu pria dan wanita. Tapi setelah kau mencobanya dengan laki-laki tidak semudah itu hyung." Apa yang di bicarakan bocah ini? Sepertinya Seong Woo tidak menaruh racun di dalam ramyun itu. Tapi kenapa bocah ini sudah binal sekali pagi ini?
"Mungkin selama ini hyung yang selalu merasakan bagaimana penis-mu dikulum tapi saat hubungan antar laki-laki itu tidak berlaku. Kalian harus bergantian. Apa lagi saat dimasuki, rasanya-"
"Hentikan omong kosong-mu bocah. Pakai sepatu-mu dan kita berangkat sekarang." Seong Woo tidak mau menanggapinya dari pada dia merinding, lagi pula hanya sekali dalam seumur hidup, Seong Woo sepertinya akan menerima saja apa yang dilakukan Daniel nanti.
✘
∅Don't Call Me Baby∅
✘"Mommy!!!" Kayla berseru kencang sambil berlari kearah wanita tinggi semampai yang berjalan di sebelah Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Baby (ONGNIEL)
Historical FictionOh shit. Sejak kapan aku mulai terbiasa dengan panggilan itu? Tubuhku masih meremang karena kata itu. 'Baby boy' YAOI BXB DADDY KINK MATURE MPREG Cover by @Ariski