∅Don't Call Me Baby∅
.
.
.
.
.
.
.Dari kaca pembatas Ji Sung menatap bayi mungil yang sedang tertidur. Beberapa jam yang lalu dia menyuruh seorang suster untuk memberi susu padanya. Walaupun lahir dengan berat dan panjang yang normal namun jantungnya lemah, bayi cantik itu harus dirawat intensif beberapa hari dan baru hari ini dipindahkan ke rumah sakit Seoul.
"Wajahnya mirip sekali ayahnya." Ucap Ji Sung.
"Semoga saja hanya wajahnya yang mirip." Sebuah suara mengagetkannya dan membuat Ji Sing langsung menoleh.
"Yak, kau mengagetkanku." Ji Sung memegangi dadanya.
"Aku baru tahu kau sudah selesai cuti." Ucapnya dan Ji Sung kembali menatap bayi itu.
"Keadaan Arin membuatku semangat, dia sudah benar-benar pulih." Ucap Ji Sung.
"Aku bersyukur ikut andil dalam masalah Daniel."
"Kenapa?"
"Istriku hamil."
"Jinjja?"
Sung Woon mengangguk sambil tersenyum. Dia selalu bercerita masalah Seong Woo pada istrinya dan itu membuat istrinya tidak menyerah. Akhirnya kini harapan mereka terkabul, istri Sung Woon sudah hamil tiga minggu.
"Hyung." Mereka menoleh saat seseorang datang dari arah belakang mereka. Daniel tersenyum tipis dan ikut berdiri di depan ruang bayi.
"Lama sekali sih! Anakmu sudah sampai tadi pagi dan sudah tiga jam dia tidur." Tegur Ji Sung.
"Ada masalah yang mesti aku urus. Oh iya aku bisa membawa Arin pulang?"
"Ya, boleh. Ayo kita masuk."
Dengan semangat Daniel mengikuti Ji Sung masuk ke dalam. Senyumnya merekah cerah, baru mereka sampai di ranjang Arin, bayi cantik itu membuka matanya dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Baby (ONGNIEL)
Historical FictionOh shit. Sejak kapan aku mulai terbiasa dengan panggilan itu? Tubuhku masih meremang karena kata itu. 'Baby boy' YAOI BXB DADDY KINK MATURE MPREG Cover by @Ariski