∅2. Don't Call Me Baby

15K 2K 217
                                    

.
.
.
.
.
.
.

∅Don't Call Me Baby
.
.
.
.
.

Seong Woo merapikan buku-bukunya, ia sedikit terburu-buru saat mendapati pesan Hyun Bin yang sudah tiba di kampusnya dari satu jam yang lalu. Salahnya tidak menanyakan dulu Seong Woo mengikuti kelas sampai jam berapa dan ia tidak terbiasa menggunakan ponselnya di dalam kelas.

Pria pendek dengan rambut pink itu datang menghampiri Seong Woo. Seong Woo hanya menghela nafas kasar setelah meliriknya sesaat, ia semakin cepat memasukan semua buku dan juga botol minumnya ke dalam tas. Pria imut itu seperti ingin mengatakan sesuatu tapi terlihat takut pada Seong Woo.

"Kita satu kelompok untuk tugas yang tadi." Ucap Tae Yong akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Waktu pengumpulannya masih lama. Kalau aku mau mengerjakannya nanti aku akan menghubungimu." Suara Seong Woo begitu dingin.

"Bagaimana kalau kita mencicilnya dari sekarang?" Tawar Tae Yong sangat berharap.

"Aku akan mentraktirmu ramen. Mau ya?" Lagi Tae Yong berharap tapi Seong Woo yang sudah memakai tasnya menatapnya malas.

"Aku ada urusan hari ini. Tidak bisa." Ucap Seong Woo nadanya seperti ia tidak mau dibantah lagi.

"Dengan Hyun Bin?" Tanya Tae Yong menebaknya dan Seong Woo rasa itu sudah pasti Tae Yong bisa menebaknya.

"Aku sudah bilang berapa kali Seong Woo, dia bukan orang ba-"

"Diam." Seong Woo sedikit menaikan nada bicaranya saat Tae Yong mencoba menyadarkannya lagi.

"Jangan peduli padaku lagi. Pergilah dengan kekasih laki-lakimu itu!" Seong Woo melangkah pergi setelah melayangkan hinaan pada Tae Yong.

Tae Yong meneteskan air matanya dan memang ini salahnya. Dirinya duluan lah yang memutuskan pertemanan diantara mereka. Seong Woo juga tidak memberikan kesempatan untuk Tae Yong minta maaf.


∅Don't Call Me Baby∅







"Sudah makan?" Tanya Hyun Bin pada Seong Woo yang sibuk memakai seatbelt.

"Daging. Aku ingin makan daging."

"Call."

Tanpa basa-basi lagi Hyun Bin melajukan mobilnya menuju restoran daging. Dia berniat merayu Seong Woo lagi jadi dia harus melakukan apapun yang Seong Woo mau. Lagi pula sudah bisa ia tebak dari raut wajah Seong Woo beberapa hari ini. Pria itu nampak benar-benar mempertimbangkan ucapannya tempo hari lalu.

"Yah macet." Hyun Bin sengaja mengeluh saat padatnya jalanan arah mereka ke restoran daging.

"Salahmu lewat jalan ini." Seong Woo menghela nafasnya kasar, ia harus menahan laparnya.

"Apa yang kau mau bicarakan?" Tanya Seong Woo dengan kesal dan benar saja pria jangkung dengan kulit putih pucat itu tertawa kencang karena Seong Woo mengerti akan keadaan.

"Oh astaga kau sudah paham ternyata." Seong Woo hanya berdecak kesal karena Hyun Bin yang berwatak selalu mengampangkan sesuatu.

"Jadi apa kau berubah pikiran? Menjadi sugar baby yang di sewa selama sebulan. Kau mau?" Tawar Hyun Bin.

"Tidak." Sial! Hyun Bin menoleh tak percaya.

Don't Call Me Baby (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang